MELATI MALAM
kapankah kau tanggalkan jubah hitam yang melekat di tubuh
akankah tetap kau biarkan pakaian berkabung memeluk
tidakkah kau ingin lucuti sayap-sayap kedukaan
telah lama aku sembunyi di balik hitam malam, gelap gulita tanpa setitik sinar, bahkan cahaya seekor kunang-kunangpun tak kutemukan, apalagi padang purnama malam
lama sudah aku melarut, tenggelam dalam pusaran sunyi, tiada sebait kata ramah menyapa, apalagi tawa riang bidadari bercengkrama, hanya nyanyian serangga malam saling berkabar saling menyapa
jauh sudah aku mengejar akanmu, karena hanya kaulah yang menguatkan pohon-pohon asa, mekarkan harapan yang menguncup
namun yang kudapati adalah kapak takdir yang memenggal batang pohon impian itu sendiri, dan menundakan hasrat yang menjabat
kutunggu singgahmu, kekasih!
bertabur aroma wangi melati
harumi sepi jiwa sunyi hati
(KS,012012)
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri
kapankah kau tanggalkan jubah hitam yang melekat di tubuh
akankah tetap kau biarkan pakaian berkabung memeluk
tidakkah kau ingin lucuti sayap-sayap kedukaan
telah lama aku sembunyi di balik hitam malam, gelap gulita tanpa setitik sinar, bahkan cahaya seekor kunang-kunangpun tak kutemukan, apalagi padang purnama malam
lama sudah aku melarut, tenggelam dalam pusaran sunyi, tiada sebait kata ramah menyapa, apalagi tawa riang bidadari bercengkrama, hanya nyanyian serangga malam saling berkabar saling menyapa
jauh sudah aku mengejar akanmu, karena hanya kaulah yang menguatkan pohon-pohon asa, mekarkan harapan yang menguncup
namun yang kudapati adalah kapak takdir yang memenggal batang pohon impian itu sendiri, dan menundakan hasrat yang menjabat
kutunggu singgahmu, kekasih!
bertabur aroma wangi melati
harumi sepi jiwa sunyi hati
(KS,012012)
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri