Duhai kekasih, saat pertemuan pagi telah kudengar kesahmu, dari seekor burung pipit yang kau utus saat hinggap di dahan pohon mangga di samping rumah.Kuterima segala pesan rahasiamu lewat merdu kicau yang bertaburan dari paruh.Kucoba mengeja setiap kidung, dan kumaknai dengan sepenuh rasa.
Memang tak semua bisa kupahami setiap bening bulir mengalir di setiap sudut kata.Tak sempurna pengetahuanku untuk mengerti larik kalimat serupa kau pinta.
Senjaku kian renta dihisap masa.Bercucuran keluh semakin berpeluh dipanggang siang terbakar rasa, mengabu tiap irisannya
Biarlah waktu beranjak merangkak layu, warna kelopak wajah memudar sayu. Walau pelangi enggan memahat relung, namun reronce melati tetap mewangi, mengharumi rindu di jiwa mengalung
Lirih Hati,042012