LEMBANG YANG SELALU DINGIN
aku menguak daun pintu ketika kudengar langkah mendekat
wajahmu mengundang debar dan rindu kembali menggugat
tapi kau tak senyum, tak juga seri di parasmu nan tirus itu.
“aku datang mau menagih kejujuranmu, sudah cukup kenyang
akan kesetiaan, cinta dan kemesraan yang kau beri berlimpah.”
aku termangu menatap bayangmu yang mendua di cermin almari.
“sudah mandi?” bahana suaramu di sekujur kamar kost, aku bingung
sebelum sadar, kau lagi-lagi membentak, “jangan harap aku datang
kemari, bau asam ketiakmu itu mengusir segala rindu yang menahun.”
aku pun lega, senyum kecil menari-nari di bibirku yang kecil.
“tak kau lihat rambutku yang basah ini, dan handuk yang basah itu?”
suaraku bernada bangga karena mampu menahan dingin air Lembang.
“tapi tak sebulan sekali kan tubuhmu diguyur air, digosok sabun
dan rambutmu ketemu shampoo?”
“aku mandi tiap hari dan sore ini bukan karena kau datangi.”
“jadi kau melakukannya tiap hari?”
kepalaku mengangguk tegas dan kau tersenyum senang
seraya memeluk dadaku yang setengah basah. aku dekap tubuhmu
sedang isi kepalaku meronta-ronta karena aku berbohong lagi.
Lembang terlalu dingin untuk bersetia meski dengan kekasih
bahkan dengan kopi dan rokok tetap saja berselingkuh.
5/2012
aku menguak daun pintu ketika kudengar langkah mendekat
wajahmu mengundang debar dan rindu kembali menggugat
tapi kau tak senyum, tak juga seri di parasmu nan tirus itu.
“aku datang mau menagih kejujuranmu, sudah cukup kenyang
akan kesetiaan, cinta dan kemesraan yang kau beri berlimpah.”
aku termangu menatap bayangmu yang mendua di cermin almari.
“sudah mandi?” bahana suaramu di sekujur kamar kost, aku bingung
sebelum sadar, kau lagi-lagi membentak, “jangan harap aku datang
kemari, bau asam ketiakmu itu mengusir segala rindu yang menahun.”
aku pun lega, senyum kecil menari-nari di bibirku yang kecil.
“tak kau lihat rambutku yang basah ini, dan handuk yang basah itu?”
suaraku bernada bangga karena mampu menahan dingin air Lembang.
“tapi tak sebulan sekali kan tubuhmu diguyur air, digosok sabun
dan rambutmu ketemu shampoo?”
“aku mandi tiap hari dan sore ini bukan karena kau datangi.”
“jadi kau melakukannya tiap hari?”
kepalaku mengangguk tegas dan kau tersenyum senang
seraya memeluk dadaku yang setengah basah. aku dekap tubuhmu
sedang isi kepalaku meronta-ronta karena aku berbohong lagi.
Lembang terlalu dingin untuk bersetia meski dengan kekasih
bahkan dengan kopi dan rokok tetap saja berselingkuh.
5/2012