Esok pagi jangan minta aku lagi
datang ke rumah tenangmu
sebab bila dari sana
kau pandang ke balik bukit
aku tak lagi di antara elang-elang
seperti dulu
aku telah menemukan pasanganku
Maafkan Mei,
akulah yang terkadang alpa
memperhitungkan kesetiaan
dan harga perempuan
sebab dalam pikiran mudaku
cinta begitu tampak ajaib seperti sihir
dan ternyata,
tak bisa ku bawa lagi
kau bersamaku
sebab kini
aku taman yang penuh bunga
aku ribuan bintang yang sambut senja
Maka lelaplah Mei,
kau akan didamaikan riak danau
dan deretan cemara.
Palembang, 02 Sep 2003