Tanpamu,
Siapa lagi pelipur laraku, menjadi ruang berbagi dengan kesedihan, mengiris awan mendung kedukaaan, dan membelahnya menjadi serpih, hingga terberai di hembus angin. Agar beban tak menggumpal mengecup punggung, dan kepedihan tiada menggerogoti hati.
Bukankah engkau kekasihku, yang selalu menghias jiwaku dengan segala keindahanmu, melukis hatiku dengan warna warna pelangi, bukan sekedar melintas tiada arti. Bagai kelebat kilat tanpa halilintar menyambar, seperti mendung mengurung tanpa deras hujan mengepung.
Dan bukankah hanya padamu, kulabuhkan segala resahnya hati gelisah jiwa, hingga sampai perihnya rindu, saat bahu malam singgah menjamah. Ruang merayakan buah cinta madu, yang lama menunggu