dalam paruhnya ikan-ikan kecil pasrah mati
berkali melintasi aliran sungai payau
sejak matahari tinggal segi-segi di gedung tinggi
cuaca memudar kata-kata memandang kejauhan
ikan layang-layang menciduk air
melandai sebagai suhu udara yang bersengketa
dengan tanda-tanda peristiwa angkara
beri ia ikan-ikan mangsa dengarkan ciduk perciknya
menggasing memuasakan iba dalam dera
dan tungkai malam menurun dari kejamnya ibu kota
mengalah di liur mulut-mulut anjing pasar
berkuluman sampah-sampah bumi sejahtera
yang dikuras jadi plastik dan semangat cinta
mengupas asam menjadi cuka
membahanakan suluh suara azan yang rindang
dari kedalaman tenaga suluhnya
malam yang bertungkai itu mafhum
ikan-ikan mati demi sekelumit kehidupan
dalam paruhnya kendaraan hisapan nasibnya
mengabadi secara kasat jiwa.
Banda Aceh-Indonesia, 9 Mei 2012