: Khairun Bee aka Maaji
Wahai engkau yang sedang meniti setapak letih
Terbaring kering dirajah lelahlemah, terawang mendung linglung menghitung waktu murung
Lilit kulit terobek lukakan nadi
Desir darah terusir minggir, cibir air mengalir ke bibir
Merintih pedih mendidih perih
Langit dicukit jatuh menghimpit
Rekahkan jiwamu!
Setiap titik rintik itulah cinta menitik
Jerit-jerit sakit serupa bara api membakar belukar luka hati dan mengabukannya
Sakit laksana terik panas kala memanggang siang, meremas-remas deras peluh-peluh keluh tubuh
Sakit adalah memeras ampas-ampas, mengaburkubur di dasar bumi, sisa senikmat-nikmat rasa dicecapi
Senyumlah!
Berikhtiar sabar adalah puncak nalar yang paling bersinar. Di menara cinta kecup bintang menjemput cerlang
Lirih hati, 042012
Wahai engkau yang sedang meniti setapak letih
Terbaring kering dirajah lelahlemah, terawang mendung linglung menghitung waktu murung
Lilit kulit terobek lukakan nadi
Desir darah terusir minggir, cibir air mengalir ke bibir
Merintih pedih mendidih perih
Langit dicukit jatuh menghimpit
Rekahkan jiwamu!
Setiap titik rintik itulah cinta menitik
Jerit-jerit sakit serupa bara api membakar belukar luka hati dan mengabukannya
Sakit laksana terik panas kala memanggang siang, meremas-remas deras peluh-peluh keluh tubuh
Sakit adalah memeras ampas-ampas, mengaburkubur di dasar bumi, sisa senikmat-nikmat rasa dicecapi
Senyumlah!
Berikhtiar sabar adalah puncak nalar yang paling bersinar. Di menara cinta kecup bintang menjemput cerlang
Lirih hati, 042012