Langit berkabut
Keindahan siang hari hanya kenangan
Mengubah wajah orang-orang
Tapi aku masih bertahan dengan harapanku
Semangat ini, sekali lagi!
Memulihkan dunia yang pernah aku cintai
Dan yang lenyap dalam satu hari
Desember pagi
Semua layar terkembang, menampar-nampar di udara yang biru
Dalam tiupan angin yang tajam
Berlomba menyeberangi laut yang jernih dan beriak
Kekasihku...
Kekasihku...
Burung-burung muncul dari tempat kudus mereka
Menyanyikan doa-doa pagi
Aku akan berteriak dengan kecepatan
Tak perlu astrolabe dan sekstan
Pun telah aku lempar kompas di kedalaman
Lihatlah kekasihku. Ah kau!
Di bawah angin yang angkuh
Layar-layarku seperti besi
Pantai melayang dengan kecepatan penuh di depanku
Hutan pohon kelapa yang megah
Kakinya dibasuh oleh laguna berwarna zamrud
Sebuah tanjung yang sunyi
Penuh dengan layar merah
Monyet-monyet ekor babi tertawa meracau di atas pepohonan, hutan Sumatra yang elok
Biri-biri Jawa mencemplung ke dalam laut
Dan segera mengubahnya menjadi kuning
Gelombang tunggal Pasifik
Buihnya dingin mendidih berwarna hijau dan putih di sepanjang pantai
Perlahan-lahan terangkat dan mengancam menghancurkan
Tapi semua tangisan telah ditenangkan
Desember pagi
Membuang sauh di sebuah teluk
Yang penuh dengan kesunyian aneh
Hanya ada sedikit burung laut bertengger di langit layar
Di atas sisa-sisa alang-alang
Bahagia bahwa bumi masih hidup
Bahwa pagi yang mempesona masih mencair di atas laut yang murni
Dari langit, segar seperti mawar
Dan aku masih bersamanya
Surabaya, Desember 2011
-------------------------------
-malika hasan
* Astrolabe dan sekstan adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur arah jalannya kapal dan kedudukan di utara atau di selatan khatulistiwa dengan mengukur sudut antara matahari dan bintang dengan kapal.