berkhalwat di tahajjud
kembal merasuk di ceruk tahajjudMU
sekalipun ada yang ingin menarik keluar dan memalingkanku dariMU
segala duniawiah yang menggiur sehingga ingin bergegas bersengkarut di angan
berkali-kali mencoba kembali menemui cerukMu lagi, menjumpai misqat-misqatMu
dalam tahajjud melafal huruf demi huruf,
menari-nari membentuk gugusan bintang-bintang yang melingkar dan berputar,
huruf-huruf bertawaf dalam gumam yang menggemuruh
doa-doa mengurai dalam pendar cahayaMu
tersungkur sujud dalam linangan mata membasah sajadah
degup yang melemah
darah mengalir di setiap urat-urat, mengabarkan rindu yang menggumpal
dalam dingin malam embun kusesap
dalam diri waktu tak berkutik kuterlelap
terhenti, hening... tanpa suara
selembar cahaya menuntunku
tempat di sisiMU penuh mahgfirah
sekelebat bayang tlah lewat
berkendara cahaya yang terang
wahai Dzat yang merasuki tubuh wadagku
tlah menggerakkan seluruh tulang-tulang
mengalirkan darah dan nafasku
memantik indra-indra dalam bersulang
kembali merasuk di ceruk tahajjudMu
berketetapan tempatku bersemayam
meluahkan segala resah
menyatukan qalbu, lebur dalam DzatMu
luruh...
melebur dalam lautan jannah
nikmat yang terpatri di keabadian
malam, di sepertiganya kalam
aku tenggelam dalam salam
Mahbub Junaedi
Bumiayu, 29 Januari 2012, 02:34 wib
kembal merasuk di ceruk tahajjudMU
sekalipun ada yang ingin menarik keluar dan memalingkanku dariMU
segala duniawiah yang menggiur sehingga ingin bergegas bersengkarut di angan
berkali-kali mencoba kembali menemui cerukMu lagi, menjumpai misqat-misqatMu
dalam tahajjud melafal huruf demi huruf,
menari-nari membentuk gugusan bintang-bintang yang melingkar dan berputar,
huruf-huruf bertawaf dalam gumam yang menggemuruh
doa-doa mengurai dalam pendar cahayaMu
tersungkur sujud dalam linangan mata membasah sajadah
degup yang melemah
darah mengalir di setiap urat-urat, mengabarkan rindu yang menggumpal
dalam dingin malam embun kusesap
dalam diri waktu tak berkutik kuterlelap
terhenti, hening... tanpa suara
selembar cahaya menuntunku
tempat di sisiMU penuh mahgfirah
sekelebat bayang tlah lewat
berkendara cahaya yang terang
wahai Dzat yang merasuki tubuh wadagku
tlah menggerakkan seluruh tulang-tulang
mengalirkan darah dan nafasku
memantik indra-indra dalam bersulang
kembali merasuk di ceruk tahajjudMu
berketetapan tempatku bersemayam
meluahkan segala resah
menyatukan qalbu, lebur dalam DzatMu
luruh...
melebur dalam lautan jannah
nikmat yang terpatri di keabadian
malam, di sepertiganya kalam
aku tenggelam dalam salam
Mahbub Junaedi
Bumiayu, 29 Januari 2012, 02:34 wib