O Deru Telun Berasap
O deru telun berasap, gemuruh yang menggaungkan legenda lama
tentang tuah kekal kesaktian alam khayangan yang tak pernah dikenal
jeram-jeram tempatmu mengalirkan langu itu, iyalah aku yang selalu
menggebu rindu, serupa lumut mendekap bebatu di tebing nan licin
tempat jejuntai dingin menjalin titik sunyi O puti, kekasih hati
“kemarilah sayang, ke puncak andalas, kita segera mengulur cinta pada
perjamuan alam, jelang petang yang tak jua memberi ruang pada geletar
gita” sesuir uap kabut lah mengisyaratkan rambu akan
rahasia yang tersingkap, tentang mantra dahin nan jelma gemuruh air
terjun dari rimba, adalah degup jantung bumi
serta gezah basahnya iyalah denyut paru-paru dunia; adam-hawa
O biarkan, biarkan aku larut dalam manggu menunggu
serupa gunung kerinci pada hadapan langit terkunci
unggun purba nan anggun itu, setia menghadap ke timur menjaga ufuk
wahai, dengarlah serak serau enggang renta di dahan kayu embun itu
lah begitu sempurna mengurup iba
ya, akulah aro di bibir ngarai menunggu kecup bibir kekasih
selepas pulang bertualang, jejak-jejak me-nyamar lantas
siyangi rumpun ilalang dari sukma nan meliar getis
O di sini, di deru uap kabut nan bermahkota pelangi di pucuk hari
aku masih dalam deru setia itu, seperti terluahkan jejanji bebatu
“walau dentang waktu kian menghitam, segenap cahaya lah tercuri
masih kan ada kekunang mengitari lembah”
ya, tak ada mahung tak ada sudung tak ada dangau bahkan bingkai jendela
untuk waktu singgah berpijak menjalin mimpi
dan lalu berkiyu di ketinggian malam O hanya
sebatang jenjang zikir getir menakah langit ranah melangun tersisa
hanya deras deru rindu alam pualam pada nuansa bianglala kaki rimba
walau kadang keperkasaan itu diulas liar rumputan melingkar
;tetap saja menyulap pelangi jadi bidadari
ya puti, di bahana telun itu aku masih beku menguahkan kiyu
tua merangkum sekajang rerindu perdu, bagimu
tersebab telun berasap itu O adalah engkau atau pun aku
sepasang mempelai yang mati bahgia sebagai rekah permata mirah delima
di hujaman air nan terbit dari kedalaman mimpi tetanah terahasiakan;
pati kehidupan, tempat semua berpulang
Bumi Sakti Alam Kerinci, Jambi; 2012
Catt;
-Telun Berasap; adalah nama salah satu air terjun di Kayu Aro kawasan kaki gunung Kerinci yang deburannya senantiasa menebarkan kabut asap dari uap airnya. Dalam bahasa proto-Melayu Kerinci kata 'Telun' berarti air terjun
wslm sastra
Yupnical Saketi
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri
O deru telun berasap, gemuruh yang menggaungkan legenda lama
tentang tuah kekal kesaktian alam khayangan yang tak pernah dikenal
jeram-jeram tempatmu mengalirkan langu itu, iyalah aku yang selalu
menggebu rindu, serupa lumut mendekap bebatu di tebing nan licin
tempat jejuntai dingin menjalin titik sunyi O puti, kekasih hati
“kemarilah sayang, ke puncak andalas, kita segera mengulur cinta pada
perjamuan alam, jelang petang yang tak jua memberi ruang pada geletar
gita” sesuir uap kabut lah mengisyaratkan rambu akan
rahasia yang tersingkap, tentang mantra dahin nan jelma gemuruh air
terjun dari rimba, adalah degup jantung bumi
serta gezah basahnya iyalah denyut paru-paru dunia; adam-hawa
O biarkan, biarkan aku larut dalam manggu menunggu
serupa gunung kerinci pada hadapan langit terkunci
unggun purba nan anggun itu, setia menghadap ke timur menjaga ufuk
wahai, dengarlah serak serau enggang renta di dahan kayu embun itu
lah begitu sempurna mengurup iba
ya, akulah aro di bibir ngarai menunggu kecup bibir kekasih
selepas pulang bertualang, jejak-jejak me-nyamar lantas
siyangi rumpun ilalang dari sukma nan meliar getis
O di sini, di deru uap kabut nan bermahkota pelangi di pucuk hari
aku masih dalam deru setia itu, seperti terluahkan jejanji bebatu
“walau dentang waktu kian menghitam, segenap cahaya lah tercuri
masih kan ada kekunang mengitari lembah”
ya, tak ada mahung tak ada sudung tak ada dangau bahkan bingkai jendela
untuk waktu singgah berpijak menjalin mimpi
dan lalu berkiyu di ketinggian malam O hanya
sebatang jenjang zikir getir menakah langit ranah melangun tersisa
hanya deras deru rindu alam pualam pada nuansa bianglala kaki rimba
walau kadang keperkasaan itu diulas liar rumputan melingkar
;tetap saja menyulap pelangi jadi bidadari
ya puti, di bahana telun itu aku masih beku menguahkan kiyu
tua merangkum sekajang rerindu perdu, bagimu
tersebab telun berasap itu O adalah engkau atau pun aku
sepasang mempelai yang mati bahgia sebagai rekah permata mirah delima
di hujaman air nan terbit dari kedalaman mimpi tetanah terahasiakan;
pati kehidupan, tempat semua berpulang
Bumi Sakti Alam Kerinci, Jambi; 2012
Catt;
-Telun Berasap; adalah nama salah satu air terjun di Kayu Aro kawasan kaki gunung Kerinci yang deburannya senantiasa menebarkan kabut asap dari uap airnya. Dalam bahasa proto-Melayu Kerinci kata 'Telun' berarti air terjun
wslm sastra
Yupnical Saketi
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri