Lukisan di kanvas langit itu sudah indah
awan-awan putih bertabur bagai bunga-bunga kapas diterbangkan angin
sinar mentari menghablurkan butiran rinai menjadi pelangi
maka tak perlu lagi kausapukan kuasmu di mahakanvas itu
kecuali tanganmu telah menyebabkan keindahan itu sirna
mencemarinya dengan asap hitam karbondioksida
hutan rimba raya itu sudah menjaga bumi dengan sempurna
mengalirkan mata air bening dan menghembuskan oksigen ke cakrawala
menjadi tempat berkembang biak segala fauna
maka tak perlu lagi kautanam segala rupa flora di bumi mahasubur ini
kecuali tanganmu telah mengubah kesempurnaan itu jadi bencana
membabat hebat dan mencerabut tunas-tunas muda hingga ke akarnya
kau terlalu banyak bicara dengan bibir tersenyum memesona
kau lupa memaknai diam dan menyimak dengan telinga batinmu
kau terlalu banyak menulis dengan tinta-tinta emas bercahya
kau lupa memahami hakikat melihat dan membaca dengan mata jiwamu
kau terlalu banyak menghujat dengan mengayun pedang kuasa
kau lupa mengati dan mengkaji dengan hati nuranimu
kau mengkritisi seolah kaulah mahamengerti
kau berteori seolah kaulah mahamengetahui
kau menghakimi seolah kaulah mahabenar sendiri
padahal Dia telah suratkan semua pada firman-Nya
padahal Dia telah siratkan semua pada ciptaan-Nya
padahal Dia telah sempurnakan segala hukum alam-Nya
lalu apa lagi yang dapat kaubangga-banggakan?
selain bersyukur atas segala yang telah kauperoleh dari-Nya
setetes dari selaut ilmu-Nya yang kau miliki hanya seperjumlah penduduk dunia
sejumput dari segunung kekuatan-Nya yang kau punyai hanya seperjumlah manusia yang ada
segenggam dari sealam kekuasaan-Nya yang kau dapat hanya seperjumlah penguasa-penguasa
ah, sadarilah betapa engkau bukanlah siapa-siapa
selain seorang hamba yang patut tunduk pada sang Maharaja
mengapa harus melakukan perbuatan yang sia-sia
sedang kau tahu hidup di dunia hanyalah persinggahan belaka
dalam perjalananmu menuju hidup sesungguhnya
maka berlatihlah meniti sirathalmustakim
sebelum benar-benar harus kaulalui menuju Jannatulnaim
tafakurlah!
dan bersyukurlah!
Pekanbaru, 24 Juli 2011 (15.16)