Malam Berzina
Bulan memecah pandangan bumi untuk menikmati tarian bidadari di antara rasi bintang malam ini. Awan berasap pekat itu seakan cemburu dengan menutupi setiap cahayanya. Lantas halilintar marah menyambar bumi, yang masih tetap mencoba mencari celah untuk menikmati tarian bidadari telanjang
"Pergi kau awan, aku tengah menikmati keindahan dunia, eloknya bidadari berdosa dan kau Halilintar, jangan sok gagah kau ini, dengan ganas kau menyambarku, aku tau dirimu hebat. Mohon jangan ikuti urusankku. Dengar kalian!!"
Bentak bumi dalam gelap kenistaan malam
Nafsu nafsu itu telah bercampur dengan merahnya darah
Mendaging dengan dosa bezina
Mata berzina
Tangan berzina
Kaki berzina
Bathin berzina
Dan fikiran berzina
Semua berzina
Semakin malam semakin nista
Sagah Aditama
Jakarta, 23-5-2012
Karya Sastra
©Sagah Aditama 2012, All Rights Reserved
Bulan memecah pandangan bumi untuk menikmati tarian bidadari di antara rasi bintang malam ini. Awan berasap pekat itu seakan cemburu dengan menutupi setiap cahayanya. Lantas halilintar marah menyambar bumi, yang masih tetap mencoba mencari celah untuk menikmati tarian bidadari telanjang
"Pergi kau awan, aku tengah menikmati keindahan dunia, eloknya bidadari berdosa dan kau Halilintar, jangan sok gagah kau ini, dengan ganas kau menyambarku, aku tau dirimu hebat. Mohon jangan ikuti urusankku. Dengar kalian!!"
Bentak bumi dalam gelap kenistaan malam
Nafsu nafsu itu telah bercampur dengan merahnya darah
Mendaging dengan dosa bezina
Mata berzina
Tangan berzina
Kaki berzina
Bathin berzina
Dan fikiran berzina
Semua berzina
Semakin malam semakin nista
Sagah Aditama
Jakarta, 23-5-2012
Karya Sastra
©Sagah Aditama 2012, All Rights Reserved