KELANA DI NEGERI RIUH *
Mereka datang dari jauh dengan angkuh seperti ayam jago Timur wanua
digiring angin dan badai menelusuri relung ombakmenombak
pun hanya sepanjat doa' yang disepuh di perahu sebelum merelakan dermaga
mengharapnya kembali membawa khabar bait gurindam, pantun dan puisi
tentang anak rantau menyemai benih cinta di musim kemarau
" Arahkan kemudi ke Barat ", pekik sang nakhoda mengalahkan deru tali-telamali
seperti getar senar kecapi meratapi rindu yang sembunyi di pojok malam.
" Kemana akan mabburak mali *, Daeng ?" tanya si juru batu yang belum paham
cumbu gelombang
Ke tanah barek* yang " riuh " dengan gemetar sejarahnya. Kita akan mengukir
riwayat baru untuk menambah lembaran kenangan, katanya. Padahal ia hanya
berbekal mantra-mantra, were dan sellek bessi * yang terselip di pinggangnya
yang disebutnya pengganti tulang rusuk hilang itu. Aneh, tapi mereka percaya cahaya
Hikayat itu dimulai di atas pemanggangan api membara, perebutan kuasa dari yang berkuasa, aruk-kemaruk menoreh perang gilamenggila di atas sekeping tanah rebutan. Mereka pun memperoleh kemenangan yang dikukuhkan dengan janji setia berbagai nikmat dan segala duka.
"Paduka, Akulah si Kelana Jaya mengawal negerimu.Barangsiapa yang tidak sudi melintang di hadapanmu aku bujurkan.Barangsiapa yang tidak mau membujur aku lintangkan.Barang yang bersemak berduri aku cucikan ".
Aku sekarang menumpang menghabiskan asa di negeri ini sampai kelam menjemput senja.Seperti mereka sediakala yang mengakhirkan perjalanan di ujung dermaga.
bumi segantang lada 2012
* negeri riuh : asal kata dari RIAU, yaitu sebuah sungai yang sejak tahun 1673 sangat ramai (riuh) dengan lalu lintas pelayaran. Sungai ini terletak di daerah Kota Tanjungpinang. Negeri yang pernah mengukir sejarah perkauman Melayu-Bugis
* mabburak mali = hanyut seperti gedebok pisang
* were = nasib, takdir
* sellek bessi = badik
* kelana jaya = gelar laksamana
Mereka datang dari jauh dengan angkuh seperti ayam jago Timur wanua
digiring angin dan badai menelusuri relung ombakmenombak
pun hanya sepanjat doa' yang disepuh di perahu sebelum merelakan dermaga
mengharapnya kembali membawa khabar bait gurindam, pantun dan puisi
tentang anak rantau menyemai benih cinta di musim kemarau
" Arahkan kemudi ke Barat ", pekik sang nakhoda mengalahkan deru tali-telamali
seperti getar senar kecapi meratapi rindu yang sembunyi di pojok malam.
" Kemana akan mabburak mali *, Daeng ?" tanya si juru batu yang belum paham
cumbu gelombang
Ke tanah barek* yang " riuh " dengan gemetar sejarahnya. Kita akan mengukir
riwayat baru untuk menambah lembaran kenangan, katanya. Padahal ia hanya
berbekal mantra-mantra, were dan sellek bessi * yang terselip di pinggangnya
yang disebutnya pengganti tulang rusuk hilang itu. Aneh, tapi mereka percaya cahaya
Hikayat itu dimulai di atas pemanggangan api membara, perebutan kuasa dari yang berkuasa, aruk-kemaruk menoreh perang gilamenggila di atas sekeping tanah rebutan. Mereka pun memperoleh kemenangan yang dikukuhkan dengan janji setia berbagai nikmat dan segala duka.
"Paduka, Akulah si Kelana Jaya mengawal negerimu.Barangsiapa yang tidak sudi melintang di hadapanmu aku bujurkan.Barangsiapa yang tidak mau membujur aku lintangkan.Barang yang bersemak berduri aku cucikan ".
Aku sekarang menumpang menghabiskan asa di negeri ini sampai kelam menjemput senja.Seperti mereka sediakala yang mengakhirkan perjalanan di ujung dermaga.
bumi segantang lada 2012
* negeri riuh : asal kata dari RIAU, yaitu sebuah sungai yang sejak tahun 1673 sangat ramai (riuh) dengan lalu lintas pelayaran. Sungai ini terletak di daerah Kota Tanjungpinang. Negeri yang pernah mengukir sejarah perkauman Melayu-Bugis
* mabburak mali = hanyut seperti gedebok pisang
* were = nasib, takdir
* sellek bessi = badik
* kelana jaya = gelar laksamana