( sebuah memoar yang belum kelar terangkum,
ketika kata pujangga menggerenda wangi
kita menyeruak di segenap lampio-lampion
dinding kota )
kalau nanti anginku tak sampai
pada gerai rambutmu
jangan salahkan arah jarum jam yang berdentang
sebab, saatnya belum tiba kata kita
merangkai kalimat nyata kehidupan
kalau nanti nafasku tak sampai
pada labirin kotamu
jangan salahkan degup jantung pecundang gairah erotis
yang bergegas
sebab, menterjemahkan perjalanan darah tak mudah
selalu terbius butiran peluh
kalau nanti anganku tak sampai
pada bunga tidurmu
jangan salahkan cerita bulan lewat setengah malam
yang tertunda
sebab, meramu keinginan tulus itu
diperlukan fikiran bijak
( kalau nanti jasadku tak kau siwak aku pun emoh mencumbui betinamu sebab, busuknya pasti menyebar menguliti satu wajah yang tak ingin kulukai ).
Pontianak, 22 September 1995.