Di depan gapura, diantara lalu lalang doa
Bicara abad kelana pengembara, para aulia dan syuhada
Bukan pada saat selubung makam dibuka
Dari lapis demi lapis luwur waktu
Membawaku menemuimu
Dengan salam takzim kita menyapa
Assalamualaika ya Hadiri
Aku datang dari negeri indatu
Menziarahimu diantara padat tetamu
Yang tak jemu menyuarakan rindu
Setelah semalaman aku terjaga di Kalingga
Dalam kamar berbau dupa
Dalam dingin sejarah amnesia
Bahwa kau putra Mughayat Syah yang mengembara
Dari negeri Cina singgah di Jepara
Dari pangeran Trenggono hingga Retno Kencono
Menyambut kedatanganmu ke dalam istana
Kau lah Adipati, pangeran Kalinyamat satu diantara sunan ternama
Di hadapanmu, aku meragukan tapa ratu
Melepas pakaian berselimut rambut
Juga keramas darah wujud kesumat yang laknat
Memandang wajah teduhmu rupo brahmana wanasari
Maka reiha de jepara, sensora pederosa e rica, de kranige dame
Adalah makmummu yang teguh
Sang laksmana perempuan tangguh
Gagah berani membela harga diri dan negeri
Telah kau ajarkan ajaran sufi
Di Mantingan sore itu
Diantara anak-anak peziarah yang riang berlarian
Diantara orang-orang khusuk sembahyang
Diantara doa-doa yang dipanjatkan di depan makam
Kulihat dirimu kekasihNya mengaminkan doa
Dan aku pun bergegas memohon
Ya Allah, bila pengembaraan adalah syarat
menjadi kekasihMu ajarkan aku menjadi pengembara
seperti kekasih-kekasihMu yang mulia dimana-mana.
Jepara-Aceh, April 2012