menyusuri hari-hari yang gelisah
berbekal tongkat
untuk mengais sisa remah yang jatuh
dari meja para birokrat dan politikus
yang rajin menjarah
dan menyamun harta karun Pertiwi
mereka asyik dalam pesta pora
tak pedulikan para kawula
merangkaki nasib
melata di tong-tong sampah
menjumput sisa buih ludah
yang mereka semburkan
lewat layar kaca dan surat kabar
di sini
di kolong-kolong nasib
tak ada nasi di dalam bakul
tak ada bakul di atas tikar
tak ada tikar di atas tanah
tak ada apa-apa
di sini
untuk mengepulkan asap fatamorgana
lewat sebatang lisongpun
sudah tak ada
karna kantong tak berisi apa-apa
hanya kekosongan dan kehampaan
di sana
di pelosok negeri
anak-anak
berangkat sekolah meniti maut
bergayut pada nasib
bak film INDIANA JONES
kata orang seberang
di sana
di ibukota negeri
para perampok
membangun ruang dengan biaya
duaratus juta per meter persegi
duduk di kursi duapuluhempat juta per biji
ooohhh,di manakah nurani
para kawula gelisah
para kawula menghimpun rasa
dengan menangis darah
mereka hanya mampu berdoa
didiek soepardi ms
23 januari 2012