LIDAH BERBULU
Aku tak hendak
mentoleransi rasa puitikku
pada batubatu pelangi maksiat.
Aku merasai tandatanda
lampion warna angkara
adalah sebuah akumulasi
buta rasa.
Sejak detik berdetik kian muram
reruntuhan moral menimbun logika
pada hitungan dosa dan neraka.
Aku tak hendak
berdamai dengan idealisku
pada carut lidah berbulu.
Medan, 23 05 2012
Abdul Malik.
Aku tak hendak
mentoleransi rasa puitikku
pada batubatu pelangi maksiat.
Aku merasai tandatanda
lampion warna angkara
adalah sebuah akumulasi
buta rasa.
Sejak detik berdetik kian muram
reruntuhan moral menimbun logika
pada hitungan dosa dan neraka.
Aku tak hendak
berdamai dengan idealisku
pada carut lidah berbulu.
Medan, 23 05 2012
Abdul Malik.