tak perlu penuh pura
ada beda dalam matamu
yang hilang adalah kerling sipu malu
kini kau binal, lebih jalang
dari diriku
Sumedang,
1 Februari 2012
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri
,
SESUATU YANG BEDA
tak perlu penuh pura ada beda dalam matamu yang hilang adalah kerling sipu malu kini kau binal, lebih jalang dari diriku Sumedang, 1 Februari 2012 Bengkel Puisi Swadaya Mandiri
0 Comments
AIR MATA BERGELAYUT DI JIWAMU
dirimu menghitung hari, satupersatu kau lingkari tanggal di kalender itu aku pun mulai lupa hitungan ke berapa malam ini dan engkau terus menyebut suatu malam yang pernah menarikmu kedalam kamar di hatinya. aku tahu, dia sangat berarti dalam hidupmu. membawa manis di sisi pahit bibirmu. membawa sejuk ketika engkau dibakar api cemburu aku pun tahu, dia lah yang menjadikanmu berbinar di antara kerlip, pada suatu malam. ya, malam yang kau rindukan itu. setiap ketiga jarum jam berkumpul di dada malam yang mati, rindumu semakin menjadi. engkau merekahkan senyum, berharap ia muncul dari runcingnya waktu sedangkan aku tahu air mata bergelayut di jiwamu. dan menetes ketika aku berdetak mengayun waktu. Sumedang, Januari, 2012 RANTING
adalah hatiku ranting yang patah itu yang kau injak, tanpa kau toleh. kau biarkan aku terkulai di tanah kering. meraba bekas jejakmu, yang kelak menjadi makamku. 30 Januari 2012 AKU DAN DAUN
jikaadateriksianginiakutakkanbertanya siapa yang bikingersang.mengapadaunitu takberlarikedalamgubuksaja. menemanidiriku mencariterikmana yang bikingersang dalamdadaku. jikaakumenjadidaunitu, mungkinaku jugaakanberpikir, mengapaakuhanyadiam dalamgubuksaja. tidakikutbergelantung dengandirinya di rantingrantingitu. 2012 KOSONG
bagaimana bisa keluar dari kekosongan ini kita tersesat dalam sajak sendiri.adakah jalannya mengapa kita begitu sengit mengurai tubuh malam. suara itu lembar kertas yang dibuka oleh tangan asing. lalu kita sembunyi di mana lagi. biarlah katamu, kita menjelma dirinya menatap sajak ini. sebelum menemui celah lewat mana kita pergi. 2012 DI TAMAN
gunung pun tersenyum, menerbangkan burungburung dari dadanya. menghampirimu yang sedang menebar remah di bangku taman. betapa manjanya kau menyebut nama seorang yang seringkali menemanimu menebar wangian di sekujur tubuh taman ini. 2012 SEIKAT TANYA
tibatiba kau menggebrak meja yang sedari tadi bisu entah mengapa, tanganmu masih menggenggam seikat tanya. tak menghamparkannya di atas meja yang kau pukul itu. mestinya aku melerai satu per satu tanya itu mencari kegelisahanmu. tak lagi menerkanerka sebab muka masam yang kau sajikan. begitu asing dan mendesis. Sumedang, Mei 2012 LAYANG-LAYANG
kasihnya mengingatkan untuk merendahkan layanglayang itu. di pojok langit awan mengumpulkan bala tentara, membawa panahpanah kudus. awan berlari seperti kuda perang. dipecuti oleh duriduri mawar hitam. "cepat kakang, cepat" terengahengah nafasnya. ingin ia lepaskan layanglayang itu, lalu menenangkan kasihnya. "kakang, betapa celakanya layang-layang kita awan menyekutui angin di cakrawala", betapa susahpayah menarik layanglayang itu, kemana hendak ajukan suaka pada pohonan tinggi dan kabel listrik bukan pilihan. mereka mengempaskan pedangpedang petir, gemuruh seperti lajunya rodaroda raksasa. "mereka ingin kita segera menyerah" "tidak sampai di sini nyai, layanglayang itu harus kembali ke rumah kita, ia harus kembali tidur di atas lemari baju kita" air matanya menetes seketika itu, lebur dengan keringat hujan juga darah layanglayang. angin meraibkannya ke hutan tapi detaknya masih mereka rasakan. alangkah telah merendah layanglayang itu betapa sengitnya mereka menarik dan menggulung benang, mengibaskan kilat di langit. mengapa kau tak memberikan suaka itu. Sumedang, Mei 2012 DI RUANGAN
setelah kau menutup pintu rumahnya dengan keras di ruangan itu ia sibuk menyusut tangis. menyembunyikan isaknya pada segelas kopi yang tak sempat kau minum juga pada bau parfummu. ia mencoba berhenti menangis dengan menyeduh segelas kopi itu lagi, lalu pergi begitu saja dengan menutup pintu lebih keras. meninggalkan dua gelas kopi di ruangan yang kian pucat. Sumedang, Mei 2012 SURAT UNTUK YANTI
aku menitip salam pada merpati itu lekaslah baca surat yang kulilitkan pada kakinya siapkan keranjang hatimu untuk menampung bungabunga yang tengah mekar pada setiap katanya Sumedang, Mei 2012 |
|