Jiwa
selesai mewarnai dinding beku di kamar ini. aku mulai mengaji. mencari sesuap ilusi. sepenggal demi sepenggal, sepeninggalan. ada yang masih kosong. bangkubangku di tempat sujudku. terisik daun yang jatuh, hujan yang membasahkan ingatan, embun meninggalkan gurat resah di cekung panca indera.
aku ingin menggenapkannya dengan genggaman lima jemarimu, kekasih. barangkali waktu akan terus mengejar detak jantung. lalu aku akan terburu hilang di setiap tikung nadi perjumpaan. lalu kembali kosong ruang ini. jika tanpamu.
27 Juni 2013
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri
selesai mewarnai dinding beku di kamar ini. aku mulai mengaji. mencari sesuap ilusi. sepenggal demi sepenggal, sepeninggalan. ada yang masih kosong. bangkubangku di tempat sujudku. terisik daun yang jatuh, hujan yang membasahkan ingatan, embun meninggalkan gurat resah di cekung panca indera.
aku ingin menggenapkannya dengan genggaman lima jemarimu, kekasih. barangkali waktu akan terus mengejar detak jantung. lalu aku akan terburu hilang di setiap tikung nadi perjumpaan. lalu kembali kosong ruang ini. jika tanpamu.
27 Juni 2013
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri