hidup di dalam lingkaran cerita untuk berkelit
sehingga mungkin kamu tak tahu lagi mana yang valid
kemudian suatu saat hanya bisa menangisi tubuh yang terbelit
kemudian suatu saat kau bersandiwara seolah satu-satunya wasit
ketika seluruh sel kau perintahkan sakit
maka yang mengobatipun dianggap pemberi rasa pahit
maka yang berbisik mengikuti permainan pun dianggap diktator sengit
semua orang dianggap penyebab tangis jerit
ketika tak ada lagi yang mendekat dan ruang terasa makin sempit
kau kembali memaki tak ada yang paham walau sedikit
kembali menikmati realita semu yang terlihat seindah pelangi dibukit
kembali berselimut takut, apabila ada yang tahu sesungguhnya, takut dianggap bandit
sampai kapan kamu merasa tahu ada apa dilangit
sampai kapan kamu merasa seakan semuanya sah menjadi hipokrit
sampai kapan kamu menyembunyikan wajah aslimu yang luka lebar butuh dijahit
sampai kapan kamu lari dari Tuhan yang kau anggap penyebab semua rumit
sampai kapan kamu berani memerintah Tuhan matahari mana yang harus terbit
bagimu aku hanya titik yang menghalangi bak hitamnya dedemit
titik yang berusaha memanjang menjadi garis lurus menuju Tuhan, kemudian gagal dan terjepit
salam, gemuruh sepi