BUNGA SENJA
Senja singgah di beranda.Tak seperti biasa, kelopak yang terbiasa girang serambut riang tak nampak sekarang.Layu menyapu sayu merayu, bagai kamboja lahir di musim kemarau, lunglai di tangkai.
Entah rabaku saja atau sebenar rasa mengeja.Di gurat-gurat nampak getah melekat, serupa pohon karet dirajah tiada tadah tengadah
Adakah gelisah tanah saat jejak menjangkah, atau karena berguguran daun-daun hingga senyum enggan merekah.Bahkan mungkin langit telah khianati janji yang pernah dipahat bersama di atas batu cadas pada puncak sebuah bukit?
Entahlah, tiada mampu kuluruskan benang-benang membasah resah merajut hatimu
Ah! Senja selalu saja mengikat dengan airmata, kala kecupan dahi tak bermandi embun-embun cinta
Lirih Hati, 042012
Senja singgah di beranda.Tak seperti biasa, kelopak yang terbiasa girang serambut riang tak nampak sekarang.Layu menyapu sayu merayu, bagai kamboja lahir di musim kemarau, lunglai di tangkai.
Entah rabaku saja atau sebenar rasa mengeja.Di gurat-gurat nampak getah melekat, serupa pohon karet dirajah tiada tadah tengadah
Adakah gelisah tanah saat jejak menjangkah, atau karena berguguran daun-daun hingga senyum enggan merekah.Bahkan mungkin langit telah khianati janji yang pernah dipahat bersama di atas batu cadas pada puncak sebuah bukit?
Entahlah, tiada mampu kuluruskan benang-benang membasah resah merajut hatimu
Ah! Senja selalu saja mengikat dengan airmata, kala kecupan dahi tak bermandi embun-embun cinta
Lirih Hati, 042012