hujan datang kala petang menghantar petir
menyibak tabir, romansa biru di beku malam
sidodadi mengaji kitab wirid hidayat jati
sampai kapan menjadi katam?
jendela menyisa seserpih lubang, mengintip
alunan ghaib mantra wuyung menyenandung
dendam, perempuan penyulam hujan, dan senja
tak sempurna pelangi, sebab hari menuju gulita
menutup langit ke siluet takdir
terpekur menuju uzur, terkubur
di dubur-dubur
malam
aliff lam miem: air mata seperti mata air
menggenang dalam pertikaian di awal subuh
gaduh, berebut nasib mengekal harap
mengharap irodat menjadi kodrat
dan sesat: adalah pilihan tanpa memilih
sebab takdir bukanlah pilihan!
di basah tanah sidodadi ini
hujan belum usai, seusai usia selesai
alif lam miem: air mata seperti mata air
mengalirkan doa.
alif lam miem: tuhan menyelinap
dalam diam! diamlah!
Diamlah!
Puja Sutrisna, 08 April 2012
menyibak tabir, romansa biru di beku malam
sidodadi mengaji kitab wirid hidayat jati
sampai kapan menjadi katam?
jendela menyisa seserpih lubang, mengintip
alunan ghaib mantra wuyung menyenandung
dendam, perempuan penyulam hujan, dan senja
tak sempurna pelangi, sebab hari menuju gulita
menutup langit ke siluet takdir
terpekur menuju uzur, terkubur
di dubur-dubur
malam
aliff lam miem: air mata seperti mata air
menggenang dalam pertikaian di awal subuh
gaduh, berebut nasib mengekal harap
mengharap irodat menjadi kodrat
dan sesat: adalah pilihan tanpa memilih
sebab takdir bukanlah pilihan!
di basah tanah sidodadi ini
hujan belum usai, seusai usia selesai
alif lam miem: air mata seperti mata air
mengalirkan doa.
alif lam miem: tuhan menyelinap
dalam diam! diamlah!
Diamlah!
Puja Sutrisna, 08 April 2012