Sepotong rindu menukik
di bawah sajadah, bara
memyulam debu di ubun-ubun
meliuk ke rusuk-rusuk rasa
yang tersisa saat petang turun
perlahan, tetapi pasti
bersembunyi di balik bukit?
Seperti sepotong embun
yang memintal dingin menjadi beku
kerinduan adalah sisa-sisa hujan
di teritisan, gigir membasah
usai adzan. Lalu?
Pada ketika malam adalah basah
jejak-jejak kerinduan pun terbaca
di antara tumpukkan pasir
yang gigil sesaat banjir, hujan
turun menjelang pagi, dan
menjadikannya tiada!
Puja Sutrisna, 5 Januari 2012