AKU DAN TANAH
tanah belahbelah, di selaselanya kuselipkan satu cerita. setiap tumbak jadi teman paling akrab. biar tanah jaga rahasia kita, juga tak terlalu banyak bicara demi janji yang juga tak terlalu suci untuk kembali berbagi suatu kemarau nanti.
tanahku tenggelam lagi. telinganya dijejali sampah rumah, jajanan anakanak jalanan, juga kotoran hewan bernama insan. ceritaku masih disimpannya, masih di antara sela belahan tanah. kemarau masih jauh dari melabuh, aku dan tanah masih sabar menunggu.
tanahku dicongkel kuda besi berkaki baja. dikunyah pabrikpabrik raksasa. juga belahan nganganya dicuri, ceritaku ikut dibawa ke siksa masal sebelum neraka. rahasia kita rata dengan rumah, taman tempat kita main kelereng, sudah jadi sarana saling tukar koreng. kemaluan di manamana meludahnya, tanahku jadi jijik. bahkan di selokan ada bayi. tanahku jadi ibu dengan seorang anak tanpa orang tua. atau harus menanggung busuk mayat mutilasi saudara sendiri.
tanahku kembali belah, kemarau sudah singgah di pelataran halaman. dari belahbelah tanah yang kutitipi ceritaku, kuambil kembali. terima kasih sudah jadi amanah, memegang janji meski kau hampir mati. kalau nanti sudah tak lagi kau belah, kupastikan kau sudi tampung air mata yang kuterjunkan dari puncak hati tertinggi. jika anakanakku berenang kelak, ceritakan soal kemarau yang akan hadir lebih panjang. mendung sudah kubujuk untuk terus saja bercinta dengan angin, biar hujan tak curi lagi cerita kita
2013
tanah belahbelah, di selaselanya kuselipkan satu cerita. setiap tumbak jadi teman paling akrab. biar tanah jaga rahasia kita, juga tak terlalu banyak bicara demi janji yang juga tak terlalu suci untuk kembali berbagi suatu kemarau nanti.
tanahku tenggelam lagi. telinganya dijejali sampah rumah, jajanan anakanak jalanan, juga kotoran hewan bernama insan. ceritaku masih disimpannya, masih di antara sela belahan tanah. kemarau masih jauh dari melabuh, aku dan tanah masih sabar menunggu.
tanahku dicongkel kuda besi berkaki baja. dikunyah pabrikpabrik raksasa. juga belahan nganganya dicuri, ceritaku ikut dibawa ke siksa masal sebelum neraka. rahasia kita rata dengan rumah, taman tempat kita main kelereng, sudah jadi sarana saling tukar koreng. kemaluan di manamana meludahnya, tanahku jadi jijik. bahkan di selokan ada bayi. tanahku jadi ibu dengan seorang anak tanpa orang tua. atau harus menanggung busuk mayat mutilasi saudara sendiri.
tanahku kembali belah, kemarau sudah singgah di pelataran halaman. dari belahbelah tanah yang kutitipi ceritaku, kuambil kembali. terima kasih sudah jadi amanah, memegang janji meski kau hampir mati. kalau nanti sudah tak lagi kau belah, kupastikan kau sudi tampung air mata yang kuterjunkan dari puncak hati tertinggi. jika anakanakku berenang kelak, ceritakan soal kemarau yang akan hadir lebih panjang. mendung sudah kubujuk untuk terus saja bercinta dengan angin, biar hujan tak curi lagi cerita kita
2013