DI RUANGAN
setelah kau menutup pintu rumahnya dengan keras
di ruangan itu ia sibuk menyusut tangis. menyembunyikan
isaknya pada segelas kopi yang tak sempat kau minum
juga pada bau parfummu.
ia mencoba berhenti menangis dengan menyeduh
segelas kopi itu lagi, lalu pergi begitu saja
dengan menutup pintu lebih keras. meninggalkan dua gelas kopi
di ruangan yang kian pucat.
Sumedang,
Mei 2012
setelah kau menutup pintu rumahnya dengan keras
di ruangan itu ia sibuk menyusut tangis. menyembunyikan
isaknya pada segelas kopi yang tak sempat kau minum
juga pada bau parfummu.
ia mencoba berhenti menangis dengan menyeduh
segelas kopi itu lagi, lalu pergi begitu saja
dengan menutup pintu lebih keras. meninggalkan dua gelas kopi
di ruangan yang kian pucat.
Sumedang,
Mei 2012