LAYANG-LAYANG
kasihnya mengingatkan untuk merendahkan
layanglayang itu. di pojok langit awan
mengumpulkan bala tentara, membawa
panahpanah kudus.
awan berlari seperti kuda perang. dipecuti oleh duriduri
mawar hitam. "cepat kakang, cepat"
terengahengah nafasnya. ingin ia lepaskan
layanglayang itu, lalu menenangkan kasihnya.
"kakang, betapa celakanya layang-layang kita
awan menyekutui angin di cakrawala", betapa susahpayah
menarik layanglayang itu, kemana hendak ajukan suaka
pada pohonan tinggi dan kabel listrik bukan
pilihan.
mereka mengempaskan
pedangpedang petir, gemuruh seperti lajunya
rodaroda raksasa.
"mereka ingin kita segera
menyerah"
"tidak sampai di sini nyai, layanglayang itu harus
kembali ke rumah kita, ia harus kembali tidur
di atas lemari baju kita"
air matanya menetes seketika itu, lebur dengan keringat hujan
juga darah layanglayang. angin meraibkannya ke hutan
tapi detaknya masih mereka rasakan.
alangkah telah merendah layanglayang itu
betapa sengitnya mereka menarik dan menggulung benang, mengibaskan
kilat di langit. mengapa kau tak memberikan
suaka itu.
Sumedang,
Mei 2012
kasihnya mengingatkan untuk merendahkan
layanglayang itu. di pojok langit awan
mengumpulkan bala tentara, membawa
panahpanah kudus.
awan berlari seperti kuda perang. dipecuti oleh duriduri
mawar hitam. "cepat kakang, cepat"
terengahengah nafasnya. ingin ia lepaskan
layanglayang itu, lalu menenangkan kasihnya.
"kakang, betapa celakanya layang-layang kita
awan menyekutui angin di cakrawala", betapa susahpayah
menarik layanglayang itu, kemana hendak ajukan suaka
pada pohonan tinggi dan kabel listrik bukan
pilihan.
mereka mengempaskan
pedangpedang petir, gemuruh seperti lajunya
rodaroda raksasa.
"mereka ingin kita segera
menyerah"
"tidak sampai di sini nyai, layanglayang itu harus
kembali ke rumah kita, ia harus kembali tidur
di atas lemari baju kita"
air matanya menetes seketika itu, lebur dengan keringat hujan
juga darah layanglayang. angin meraibkannya ke hutan
tapi detaknya masih mereka rasakan.
alangkah telah merendah layanglayang itu
betapa sengitnya mereka menarik dan menggulung benang, mengibaskan
kilat di langit. mengapa kau tak memberikan
suaka itu.
Sumedang,
Mei 2012