ketika maut menyamar menjadi beberapa benda
yang sering kusentuh.menjadi wajah kekasih yang sering
kukecup keningnya. menjadi darah yang mengalir dalam
tubuhku : aku semakin mencintaimu.
hadirmu lebih kurasakan daripada maut. decik hujan pun
menjelma katakata paling puitis, meski tak pernah sempat
aku memuisikannya, mungkin terlalu larut.
maut terus berjalan pada angkaangka di wajah kelender
saatnya nanti kau pun menyebut raga ini adalah jasad, dan kau
akan membalas kecupanku. mengucurkan kesedihan
yang tak hentihentinya.
Sumedang,
April 2012
yang sering kusentuh.menjadi wajah kekasih yang sering
kukecup keningnya. menjadi darah yang mengalir dalam
tubuhku : aku semakin mencintaimu.
hadirmu lebih kurasakan daripada maut. decik hujan pun
menjelma katakata paling puitis, meski tak pernah sempat
aku memuisikannya, mungkin terlalu larut.
maut terus berjalan pada angkaangka di wajah kelender
saatnya nanti kau pun menyebut raga ini adalah jasad, dan kau
akan membalas kecupanku. mengucurkan kesedihan
yang tak hentihentinya.
Sumedang,
April 2012