PESAN TERKIRIM
: Kajitow El-kayeni
: Begawan Penabur Kasih
"lukisan bergelombang itu bernama kerut; jejak menugu sejarah diri. mari hitung setiap tarikan garis dengan senyum penuh arti"
masbro, kawan jiwa
andai tahu nomor hp-mu tentu terkirim sudah pesanku di atas. pesan yang kutulis sambil menjaga pulau terluar negeri kita. menjaga dari entah apa, sedangkan yang terdalam dikuras penghuni sendiri. pesan di atas tak ada maksud mengatakan dirimu telah tua. namun dewasa dan matang yang adalah pilihan. ya, pilihan yang tak sempat dibuat oleh bapak dari anak kecil pengamen lampu merah. tak mampu dibuat oleh wanita muda usia sekolah yang menggadaikan keagungannya demi bisa berkata, aku sudah ada pulsaaaaa...
masbro, kawan jiwa
makan apa pesta tadi? masih bolongkah donatmu? syukurlah, karena di rumah sebelah ada bolong pada atapnya. tempat dua orang generasi penerus bangsa belajar tekun pagi siang malam, demi angka di lembar penentu masa depan. aih, masih ada pula bolong di sepatunya. alhamdulillah, dinding rumah itu tak bolong, sedikit retaknya tertempel poster senyum masa kampanye wakil mereka dulu. wakil yang mereka kira sebangsa, ealadalah ternyata tikus.
masbro, kawan jiwa
begitulah. gara-gara tak tahu nomor hp-mu, terlanjur kucoret dinding rumahmu. bacalah. entah pesan pada kerut entah pada coretan dinding rumah. terserah saja, suka-suka saja. oh iya, dalam syariat agamaku, tak ada pesan mengucapkan selamat ulang tahun, jadi, aku hanya bisa memohon doa, semoga dirimu berdua masih diberi kesempatan makan siang paling tidak selama lima puluh lima tahun ke depan.
masbro, kawan jiwa
amin-kan, yaaaaa.
BPSM, 9 Februari 2012
: Kajitow El-kayeni
: Begawan Penabur Kasih
"lukisan bergelombang itu bernama kerut; jejak menugu sejarah diri. mari hitung setiap tarikan garis dengan senyum penuh arti"
masbro, kawan jiwa
andai tahu nomor hp-mu tentu terkirim sudah pesanku di atas. pesan yang kutulis sambil menjaga pulau terluar negeri kita. menjaga dari entah apa, sedangkan yang terdalam dikuras penghuni sendiri. pesan di atas tak ada maksud mengatakan dirimu telah tua. namun dewasa dan matang yang adalah pilihan. ya, pilihan yang tak sempat dibuat oleh bapak dari anak kecil pengamen lampu merah. tak mampu dibuat oleh wanita muda usia sekolah yang menggadaikan keagungannya demi bisa berkata, aku sudah ada pulsaaaaa...
masbro, kawan jiwa
makan apa pesta tadi? masih bolongkah donatmu? syukurlah, karena di rumah sebelah ada bolong pada atapnya. tempat dua orang generasi penerus bangsa belajar tekun pagi siang malam, demi angka di lembar penentu masa depan. aih, masih ada pula bolong di sepatunya. alhamdulillah, dinding rumah itu tak bolong, sedikit retaknya tertempel poster senyum masa kampanye wakil mereka dulu. wakil yang mereka kira sebangsa, ealadalah ternyata tikus.
masbro, kawan jiwa
begitulah. gara-gara tak tahu nomor hp-mu, terlanjur kucoret dinding rumahmu. bacalah. entah pesan pada kerut entah pada coretan dinding rumah. terserah saja, suka-suka saja. oh iya, dalam syariat agamaku, tak ada pesan mengucapkan selamat ulang tahun, jadi, aku hanya bisa memohon doa, semoga dirimu berdua masih diberi kesempatan makan siang paling tidak selama lima puluh lima tahun ke depan.
masbro, kawan jiwa
amin-kan, yaaaaa.
BPSM, 9 Februari 2012