OLD MEMORIES, MELIDAHKAN BAHASA CINTA
sepanjang jalan pendakian dada, terasa
dan teraroma kembali lorong cinta
mendaki lereng; masuk kembali ke dalam lorong
kisah kasih kita, serupa semula
perjalanan mendaur ulang langkah
menggapai puncak isak menyesak
di dada gelora mencinta!
sepanjang gurun, kupunguti lagi ranum senyum
dan bayang cium. bebijian yang dulu kita tebar
dan sebar kini tumbuh jadi pokok-pokok cemara
urat dan akarnya kian mencengkeram bumi
layang-layang yang kaukirim lewat seruan angin
berdendang kompangan di beranda dada
saat bersendiri mengenang kepergian demi kepulangan
dalam dekap paling hangat; masih lekat kuingat
betapa kisah kasih teruntai jadi tasbih
tak letih menyebut-nyebut harum namamu!
2012
sepanjang jalan pendakian dada, terasa
dan teraroma kembali lorong cinta
mendaki lereng; masuk kembali ke dalam lorong
kisah kasih kita, serupa semula
perjalanan mendaur ulang langkah
menggapai puncak isak menyesak
di dada gelora mencinta!
sepanjang gurun, kupunguti lagi ranum senyum
dan bayang cium. bebijian yang dulu kita tebar
dan sebar kini tumbuh jadi pokok-pokok cemara
urat dan akarnya kian mencengkeram bumi
layang-layang yang kaukirim lewat seruan angin
berdendang kompangan di beranda dada
saat bersendiri mengenang kepergian demi kepulangan
dalam dekap paling hangat; masih lekat kuingat
betapa kisah kasih teruntai jadi tasbih
tak letih menyebut-nyebut harum namamu!
2012