sajak matanya terisak
ia sendiri memasak nasib dalam kepulan asap
berkali-kali jemarinya mengusap keringat hangat
ia teringat sejarah rempah yang selalu dijarah penjajah
apakah kalian melihat dada sajak?
kekecewaan menggunung
seperti berkas-berkas puisi tak jadi
merana dan merasa ada yang menyileti
sajak terisak sendiri
memasak nasib yang menyalib
dapur penuh asap: kompor
meledak di dadanya!
sanggar kreasi 05/01/2012