MONOLOG IBU PUISI SAAT CUACA SILIH BERGANTI
/1/ MONOLOG
tak lelah aku berdiri di muka cermin ini
menelisik debu dan kerut waktu
menyapu dan mengusap bebayang rindu
yang rindang.telah kubagi wajah pasi puisi
yang kurang asupan gizi
telah kurajah segala jalan menuju genang
kenangan mencinta. aku hanya mencipta selembar
ruh pada puisi yang pucat lesi
namun di raut ranum itu telah tercacar ini muka
hingga kalian akan menemu ...
/2/ IBU PUISI
ya, seraut wajah kasih yang begitu putih
ingin mengasah dan mengasuh segala letih
di atas sajadah berssih; untuk-mu, kekasih
akulah sosok nurani yang selalu menari
dan menarik berjuta tangan, saling berdekapan
membahasakan gejolak rasa terdalam
/3/ SAAT CUACA SILIH BERGANTI
aku tetaplah ibu puisi, nurani
yang terus bersuara di dinding-dinding rahim
di lorong-lorong perjalanan
dan liang yang melahirkan anak kandung
merenungi ketinggian gunung
dan merenangi lautan lepas-bebas
menciumi aroba kasih-nya!
13/05/2012
/1/ MONOLOG
tak lelah aku berdiri di muka cermin ini
menelisik debu dan kerut waktu
menyapu dan mengusap bebayang rindu
yang rindang.telah kubagi wajah pasi puisi
yang kurang asupan gizi
telah kurajah segala jalan menuju genang
kenangan mencinta. aku hanya mencipta selembar
ruh pada puisi yang pucat lesi
namun di raut ranum itu telah tercacar ini muka
hingga kalian akan menemu ...
/2/ IBU PUISI
ya, seraut wajah kasih yang begitu putih
ingin mengasah dan mengasuh segala letih
di atas sajadah berssih; untuk-mu, kekasih
akulah sosok nurani yang selalu menari
dan menarik berjuta tangan, saling berdekapan
membahasakan gejolak rasa terdalam
/3/ SAAT CUACA SILIH BERGANTI
aku tetaplah ibu puisi, nurani
yang terus bersuara di dinding-dinding rahim
di lorong-lorong perjalanan
dan liang yang melahirkan anak kandung
merenungi ketinggian gunung
dan merenangi lautan lepas-bebas
menciumi aroba kasih-nya!
13/05/2012