Menunggu Pintu Perlintasanmu Dibuka
Kereta, menunggu pintu perlintasanmu dibuka, kami mirip rakyat jelata yang mesti menyisih oleh raung sirine pengawal rombongan kepala negara.
Kau, rombongan kepala negara yang hendak melintas.Jalanmu didahulukan mesti.Entah mendesak, entah tak, lintasanmu mesti dilapangkan. Bila tidak, bisa jadi akan ada nyawa melayang.
Kami, rakyat jelata mesti bersabar biarpun waktu tengah mengejar.Diam meski di hati geram.Dilarang memotong jalurmu meski di antara kami sedang ada nyawa meregang.
Jakarta, Mei 2012
Kereta, menunggu pintu perlintasanmu dibuka, kami mirip rakyat jelata yang mesti menyisih oleh raung sirine pengawal rombongan kepala negara.
Kau, rombongan kepala negara yang hendak melintas.Jalanmu didahulukan mesti.Entah mendesak, entah tak, lintasanmu mesti dilapangkan. Bila tidak, bisa jadi akan ada nyawa melayang.
Kami, rakyat jelata mesti bersabar biarpun waktu tengah mengejar.Diam meski di hati geram.Dilarang memotong jalurmu meski di antara kami sedang ada nyawa meregang.
Jakarta, Mei 2012