Seikat Puisi Untukmu
Ini puisi untukmu yang kupanen saat musim sunyi di ladang paling hening.
Kata demi kata kupetik dari pohon rindu yang renta
lalu kurangkai dengan rasa perih pada luka paling nganga,
dan jadilah seikat puisi ini.
Terimalah ini puisi di tanganmu yang paling terbuka, lalu cobalah kau susuri
adakah kata lara yang belum ranum terselip di antara rangkaian dukaku.
Namun bila ini puisi malah cemarkan perih di hamparan bahagiamu,
segera kau campakkanlah ia!
Kelak, di lain musim yang barangkali sebagai musim panen paling semarak
'kan kucoba lagi merangkai seikat puisi.
Puisi rindu paling syahdu!
Meski aku tak yakin sanggup merangkai seikat puisi
di musim panen seperti itu.
Jakarta, Oktober 2011 - Mei 2012
Ini puisi untukmu yang kupanen saat musim sunyi di ladang paling hening.
Kata demi kata kupetik dari pohon rindu yang renta
lalu kurangkai dengan rasa perih pada luka paling nganga,
dan jadilah seikat puisi ini.
Terimalah ini puisi di tanganmu yang paling terbuka, lalu cobalah kau susuri
adakah kata lara yang belum ranum terselip di antara rangkaian dukaku.
Namun bila ini puisi malah cemarkan perih di hamparan bahagiamu,
segera kau campakkanlah ia!
Kelak, di lain musim yang barangkali sebagai musim panen paling semarak
'kan kucoba lagi merangkai seikat puisi.
Puisi rindu paling syahdu!
Meski aku tak yakin sanggup merangkai seikat puisi
di musim panen seperti itu.
Jakarta, Oktober 2011 - Mei 2012