: ratu kalinyamat
wanitaku, sepanjang waktu menggeraikan rambutnya yang malam
ia duduk di atas batu gilang, girang mengerling matahari
cahaya matanya ialah pelangi senja dan desah suaranya
ialah mantram purba. siapakah berjalan pelan meniti angin barat
merunduk dan sujud pada lututku?
ratu kalinyamat mengurai mayang, berselempang selendang
pandang matanya tertuju satu:aku yang sujud, berlutut
"ibu, maafkanlah aku". sepi ialah belati hitam yang bersarang
di dalam sarung. sunyi ialah buluh bambu yang menyileti ulu hati
"kenapa waktu selalu menyeret kakimu ke pangkuanku?"
pagi rasa kopi, pahit di lidah. siang rasa ambacang, masam
senja aroma dupa dan malam mengenakan jubah rahasianya
"kenapa selalu begitu?" lidahnya berbau cemburu
dan aku pemburu yang selalu salah tingkah di muka
waktu!
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi
repost, 13/04/2012
wanitaku, sepanjang waktu menggeraikan rambutnya yang malam
ia duduk di atas batu gilang, girang mengerling matahari
cahaya matanya ialah pelangi senja dan desah suaranya
ialah mantram purba. siapakah berjalan pelan meniti angin barat
merunduk dan sujud pada lututku?
ratu kalinyamat mengurai mayang, berselempang selendang
pandang matanya tertuju satu:aku yang sujud, berlutut
"ibu, maafkanlah aku". sepi ialah belati hitam yang bersarang
di dalam sarung. sunyi ialah buluh bambu yang menyileti ulu hati
"kenapa waktu selalu menyeret kakimu ke pangkuanku?"
pagi rasa kopi, pahit di lidah. siang rasa ambacang, masam
senja aroma dupa dan malam mengenakan jubah rahasianya
"kenapa selalu begitu?" lidahnya berbau cemburu
dan aku pemburu yang selalu salah tingkah di muka
waktu!
Bengkel Puisi Swadaya Mandiri, Jambi
repost, 13/04/2012