INTERMEZOPOETICA: TANAH SEPENGGAL, BUNGA API, AIR DAN UAP UDARA
/1/ TANAH SEPENGGAL
di atas tanah ini ada bara api membakar rumah polisi
ruko dan kendaraan amarah dan amuk sejak 00 hingga subuh
dini hari: orang yang masif menahan pemadam, melembari berhala
dengan bebatuan, kayu, dan unsur besi berbunga api
nan tak kunjung padam oleh siraman hujan
sesiapa membakar rumah, siasia menanam gelisah
telah dikorbankan sorban, peci, dan lencana
dan bencana atau keberuntungan menjadi sama semu
"anak kami ditembak polisi kemaruk!", begitu kecamuk suara
nafas nafsu membakar malam yang dingin dan kini tinggallah
tanah sepenggal yang terus saja dijaga kepalan dan pentungan
sementara aku mendekap dada, semoga polisi nulis puisi
di atas tanah ini
/2/ BUNGA API, AIR, DAN UAP UDARA
begitu tegas dan memanas
siapa mendulang emas di aliran batang bungo
dan memanen diri sebagai mayat berselimut debu?
aliran batang bungo yang hitam kecoklatan oleh limbah
dan uap udara yang pengap, apakah ada yang kau harap
selain menjadikan butiran emas menjadi sekalsa cemas?
dari sekepal tanah yang tercampak di surga
hingga tanah sepenggal, apakah para dajjal masih juga
mengintai di setiap sendi dan pori?
kini di dalam dada ini mengalir udara
menafasi dan mengipasi kobaran api
di atas tanah sepenggal, siaga memenggal leher dajjal
mengalir di sungai keruh sepanjang aliran batang bungo
17/05/2012
*) catatan tragedi pembakaran rumah dana mapolsek oleh massa ketika pemadam kebakaran ditahan barisan jelata, bupati dan aparaat polisi tak sanggup menyiram bara dendam di tanah sepenggal--sebuah wilayah di kabupaten Bungo, di mana mengalir sungai Batang Bungo dan Sungai Keruh (dua sungai sebagai urat nadi para pendulang emas tanpa izin --Peti Kemas yang selalu membuat gemas dan cemas).
/1/ TANAH SEPENGGAL
di atas tanah ini ada bara api membakar rumah polisi
ruko dan kendaraan amarah dan amuk sejak 00 hingga subuh
dini hari: orang yang masif menahan pemadam, melembari berhala
dengan bebatuan, kayu, dan unsur besi berbunga api
nan tak kunjung padam oleh siraman hujan
sesiapa membakar rumah, siasia menanam gelisah
telah dikorbankan sorban, peci, dan lencana
dan bencana atau keberuntungan menjadi sama semu
"anak kami ditembak polisi kemaruk!", begitu kecamuk suara
nafas nafsu membakar malam yang dingin dan kini tinggallah
tanah sepenggal yang terus saja dijaga kepalan dan pentungan
sementara aku mendekap dada, semoga polisi nulis puisi
di atas tanah ini
/2/ BUNGA API, AIR, DAN UAP UDARA
begitu tegas dan memanas
siapa mendulang emas di aliran batang bungo
dan memanen diri sebagai mayat berselimut debu?
aliran batang bungo yang hitam kecoklatan oleh limbah
dan uap udara yang pengap, apakah ada yang kau harap
selain menjadikan butiran emas menjadi sekalsa cemas?
dari sekepal tanah yang tercampak di surga
hingga tanah sepenggal, apakah para dajjal masih juga
mengintai di setiap sendi dan pori?
kini di dalam dada ini mengalir udara
menafasi dan mengipasi kobaran api
di atas tanah sepenggal, siaga memenggal leher dajjal
mengalir di sungai keruh sepanjang aliran batang bungo
17/05/2012
*) catatan tragedi pembakaran rumah dana mapolsek oleh massa ketika pemadam kebakaran ditahan barisan jelata, bupati dan aparaat polisi tak sanggup menyiram bara dendam di tanah sepenggal--sebuah wilayah di kabupaten Bungo, di mana mengalir sungai Batang Bungo dan Sungai Keruh (dua sungai sebagai urat nadi para pendulang emas tanpa izin --Peti Kemas yang selalu membuat gemas dan cemas).