STANZA JEJAK SMARALOKA
hanya butuh waktu sepersekian detik
saat gemuruh menikam dada
melambungkan segala kisah deru redam yang
ingin segera menamatkan riwayatnya
puisi kini telah retak, kekasih
tercecer di setiap sudut perjalanan
sementara matahari kian jalang
membakar apa saja yang kusebut rindu
di pucuk senja, gemawan masih saja berwarna ungu
ya, ungu yang sendiri
sekejap lamunan menerawang langu
surga sedekap erat urat leher
lalu angin menerbangkan seputik kamboja
menabur getah di tubuhku sendiri
dengar, aku belum juga ingin kembali
aku masih merindukan wangi hujan
juga hutan cemara di mata kekasih
menyesap aroma tanah basah
ciptakan sajak penuh degup doa
lalu sajak mengerang, mencengkeram lembah resah
meluruhkan diri, di tubuh kekasih yang
paling puisi
kendal, 17 mei 2012
hanya butuh waktu sepersekian detik
saat gemuruh menikam dada
melambungkan segala kisah deru redam yang
ingin segera menamatkan riwayatnya
puisi kini telah retak, kekasih
tercecer di setiap sudut perjalanan
sementara matahari kian jalang
membakar apa saja yang kusebut rindu
di pucuk senja, gemawan masih saja berwarna ungu
ya, ungu yang sendiri
sekejap lamunan menerawang langu
surga sedekap erat urat leher
lalu angin menerbangkan seputik kamboja
menabur getah di tubuhku sendiri
dengar, aku belum juga ingin kembali
aku masih merindukan wangi hujan
juga hutan cemara di mata kekasih
menyesap aroma tanah basah
ciptakan sajak penuh degup doa
lalu sajak mengerang, mencengkeram lembah resah
meluruhkan diri, di tubuh kekasih yang
paling puisi
kendal, 17 mei 2012