Telah kupilih
Suara paling lirih
Menyebut hanya nama-Mu
Di hati penuh debu
Kupilih jalan sunyi
Sendiri menyanyikan qasidah
Barzanji sampai nanti
2012
,
Telah kupilih Suara paling lirih Menyebut hanya nama-Mu Di hati penuh debu Kupilih jalan sunyi Sendiri menyanyikan qasidah Barzanji sampai nanti 2012
0 Comments
Puisi Kuliner Yessika Susastra untuk Dimas Arika Mihardja
AYAM KAMPUNG GORENG GARING, ORAK-ARIK TERIK TEMPE [AYAM KAMPUNG] sebelum azan subuh kumatikan semua lampu hanya akan menangkap ayam kampung yang tidur di pagar rumah. ke-ok, begitu jeritan dan sayatan pertama ke-ok ke-ok, lalu disusul suara ayam betina kedua ke-ok ke-ok ke-ok, ayam betina ketiga pun lunglai berguling-guling di lantai semen dekat pencucian darah. ya darah telah membahasakan gairah [GORENG GARING] daging dipisah dari tulang, plis ah akang, ini ayam kampung goreng garing [ORAK-ARIK TERIK TEMPE] goreng garing ayam kampung bersanfding orak-arik terik tempe bercabe potong kasar silakan akang, telah tersaji puisi paling kering dari imaji dan paling miskin interpretasi 2012 begitulah, kutulis pada catatan ratu ayu "apa pun yang terjadi, minum madu memang oye" begitu suara lagu menderu saat ada yang berlalu mengetuk pintu sementara, terasa ada debar haru dan aroma harum menguar dan berpusar-pusar di selasar hatiku "senyummanispenuhmadudibibir" ya, begitilah kisah indah saat mentari rekah di dada waktu. lalu kita punguti remah puisi di luar rumah sembari menanti pesanan diantar dalam degup samar 2012 KLILIP, SAJAK YESSIKA SEJAK PANDANGAN PERTAMA
ini kenangan mencinta dan mencipta di mataku.di mata hatiku hanya ada satu: kau. lalu waktu menggiring dan mengiring langkah kita menuju lembah dan bukit, menyisir alir sungai dalam diri. sejak dulu pandang mataamu, pandang tak jemu memandang gelombang menari tinggi di pantai glagah indah terus menjulang tinggi melangit dan menjeritkan rasa cinta yang kita asuh dengan saling asih: kau menjelma klilip di mataku. ya, memang hanya debu yang menganggu pandang tak jemu. tapi aku terus memandang kelebat itu di ruang paling maya. ya, ruang penuh mayat kata-kata saat tiada yang sebenar-benar berbicara, atau menuliskan risalah panjang pertemuan itu. ya, ini kenangan mencinta dan mencipta. di mataku ada debu. ya, sebatas debu yang nutup pandang, tetapi aku takkan jemu memandang setiap bebayang yang melintas di remang pelabuhan hatiku. April 2012 SAJAK MELAYAT LANGIT
ini ruang gelanggang perang, kata chairil nggigil memanggil-manggil jiwa kerdil di mesjid, gereja, puri pura-pura manusia. kau dan aku binasa membinasa dengan parang cinta dan ludah berbisa di jaman pembangunan ini, imbuh chairil anwar tuan hidup kembali di dlam kata-kata, sebatas kata jauh dari riuh makna, maka binasa membinasalah antarsesama sebab percuma mengasuh dan mengasah cinta jika dada rasa merica, kataku ya kataku, semua semu semata pura-pura mencinta membabi buta padahal bunga tebu di bibir waktu 2012 puisi spontan sebagai ekspresi sebentuk kebebasan, semoga tak kebablasan... aku, pintu terbuka begitu sederhana: nganga selamanya tiada yang bernama rahasia sebab pintu-pintu telah tak berkunci engkau leluasa keluar masuk ke bilik dada yang juga sederhana, hanya ada sepotong hati bergantung, dekat dengan jantung dan paru masuklah, tak perlu ketuk kayu jati itu merasuklah di kedalaman cintaku ya, begitu sederhana hanya warna putih di lapisannya tidak begitu bersih memang, tetapi di dalam tidaklah remang ya, ya, ya, masuklah mabuk membaca sajak cinta saat ayat-ayat telah digenapkan dan senyap merayakan nyanyi sunyi-Nya. sanggar kreasi, 08/04/2012 aku berkisar antara mereka, kata chairil anwar gemetar merasakan kerusakan dan pergesekan tuloang iga, saat mengaca pada bebayang yang berkelindan di kerumunan. aku ingin bersendiri menyanyikan wanagi melati, "untukku sendiri tapi sedang dengan cermin aku enggan berbagi luka" begitulah, aku berkisar antara mereka, sejak terpaksa menulis sajak yang berderap di dada luka ya, aku berkisar antara mereka yang pergi dan pulang antara yang menjemput bersama maut aku berkisar antara amereka, ujar chairil anwar gemetar di hari kelahiran dan kematiannya: april yang terus menggigil dan memanggil-manggil: panggullah segala yang bernama luka mencinta! 2012 di depan televisi yang nyala sepanjang hari anak-anak tekun mengaji, mengkaji ilmu kesejatian diri membuka rumus-rumus statistik parametrik menghafal angka-angka kalender di tahun naga air, terus mengalirkan dzikir sebagai benteng terakhir laju dan menderunya arus informasi tanpa chek and richek, tanpa was-was gosip selebrities tanpa quis yang menguntungkan pihak sponsor, tanpa berita yang melampaui batas kemanusiaan di depan televisi yang nyala sepanjang hari anak-anak terus menyanyi nyiur hijau di tepi pantai, bagimu negeri maju tak gentar; sebuah gitar bersenar akan menggetarkan tali jiwa--jauh dari dahaga dan permainan pulsa, monopoli ular tangga dan halma; halaman rumah ini telah disemprot anti hama, kebal penyakit duniawi dan imun dari pengaruh buruk budaya cha cha cha dan dar der dor gaya koboi serta uaeo tali-tali yang membawa tarzan bergelantungan di depan televisi yang nyala sepanjang hari anak anak sudah pintar menyimak dan menyalak sepertri anjing geladak yang teriakannya melengking ke angkasa saat builan purnama! 24/01/2012 (DI DAPUR PUISI) ia bersijingkat masuk dapur membuka tempat beras : kosong (MEMASAK NASIB) ia merebus harapan mengulai doa memasak nasib (SENDIRI) puisi menyepi dan menepi : sendiri 23/01/2012 saat puisi menyusup dan menyusu di dada waktu
selalu saja ada degup rasa haru memutik di harum mawar dan melati yang kauselipkan di ranjang kian mewangi di sepanjang penantian; aku masih di sini, kekasih menguntai kristal-kristal doa di luas sajadah yang kian basah dibasuh kerinduan saat puisi menyusup dan menyusu di dada waktu subuh melenguhkan harap dana cemas pada benderang siang yang penuh bebayang hingga sore kembali meronce doa paling mawar dan aroma melati kian mewangi di degup ini saatnya kembali aku menyusup dan menyusu di dada waktu malam-malam disergap angan yang angin dingin yang menusuk-nusuk sendi dan sprei kekasih, akankah kau biarkan aku menggelinjang dalam untaian doa panjang untuk berpelukan di kedalaman kasih sayang? seperti puisi aku ingin menyusup dan menyusu dada keabadian dalam dekapan! sanggar kreasi, 18 januari 2012 |
|