PEREMPUAN BERSAYAP KAPAS
perempuan bersayap kapas
terpuruk di sela duri randu
hingga tak ada airmata
wajah terpigura awan
menyerahkan tangan kaki di jeruji hujan
menyerahkan mata di tikaman bulan
sayap-sayap kapas terburai lepas
tiupan angin
perempuan bersayap kapas
meninggalkan matanya
meningggalkan rahimnya
meninggalkan darahnya
dia potong sejarah silsilah
dia bungkam mata
di rawa-rawa
hanya gagak di sunyi buta
tergelak - gelak
mengitari bangkai amis sejarah
pun tak ada Tuhan di sana
di sela pohon randu
melati berdarah lagi
pada mata laki-laki yang penuh puisi itu
terpejam tak bisa saksikan sang dewi
dipangkuannya sendiri
tangis pertamanya tak pecah
disekap sunyi jari
dari elegi memilu hati
gagak terus berkoak-koak
di sela pohon randu
dari atas langit gendhing ibu pertiwi
perih mengalun elegi
rebab menggesek- gesek langit
perempuan bersayap kapas terbang lagi
meninggalkan
tanah merah penuh darah
kisah harus dienyahkan
dikuburkan dalam-dalam
melenggang perlahan
ingatkah ?
sejarah terulang lagi
tak cukup hanya dengan kata :
buang !!
Sragen , 17 Mei 2012
perempuan bersayap kapas
terpuruk di sela duri randu
hingga tak ada airmata
wajah terpigura awan
menyerahkan tangan kaki di jeruji hujan
menyerahkan mata di tikaman bulan
sayap-sayap kapas terburai lepas
tiupan angin
perempuan bersayap kapas
meninggalkan matanya
meningggalkan rahimnya
meninggalkan darahnya
dia potong sejarah silsilah
dia bungkam mata
di rawa-rawa
hanya gagak di sunyi buta
tergelak - gelak
mengitari bangkai amis sejarah
pun tak ada Tuhan di sana
di sela pohon randu
melati berdarah lagi
pada mata laki-laki yang penuh puisi itu
terpejam tak bisa saksikan sang dewi
dipangkuannya sendiri
tangis pertamanya tak pecah
disekap sunyi jari
dari elegi memilu hati
gagak terus berkoak-koak
di sela pohon randu
dari atas langit gendhing ibu pertiwi
perih mengalun elegi
rebab menggesek- gesek langit
perempuan bersayap kapas terbang lagi
meninggalkan
tanah merah penuh darah
kisah harus dienyahkan
dikuburkan dalam-dalam
melenggang perlahan
ingatkah ?
sejarah terulang lagi
tak cukup hanya dengan kata :
buang !!
Sragen , 17 Mei 2012