aku masih di sini melukis wajah langit yang tak pernah memiliki warna. gigil meski bulan merona jingga. burung-burung datang hanya untuk meminjam udara, terbang demi mimpinya sendiri. mentari pagi yang terlahir karena rindu wangi bumi, arak-arakan awan saling sulam mengirim hujan. dan langit dan pernah memiliki apa-apa, terkecuali catatan panjang nama-nama yang datang dan pergi.
aku masih di sini, menyaksikan kanvas hari menerka-nerka rupa, langit amat dikenal tapi tak pernah kekal dalam ingatan, selintas saja! hamparannya selalu nampak ramai berderai tapi ia sepi, ia asing, ialah kesendirian paling nyeri.
aku tak lagi melukis,terdengar rintih melirih dari arah-arah entah, ternyata langit tengah berkaca pada samudera yang mengerang dalam cumbuan ombak. diam-diam membingkai indah segala rupa dan diam-diam ia menelan sendiri pahitnya ditinggalkan.
CILEGON-BANTEN
07-01-2012