Oleh: Muhammad Rain
kini aku garam Engkau laut bagiku
kun di atas rahmatMu keringatku memutik
bercucuran lahir mandi kata-kata
kini aku garam Engkau tak cukup segala menu masakan
manusia sepertiku ada meski Engkau bisa saja
anggapku tak perlu ada
dari ketiadaan Engkau ciptakan ada
dari serunai mata angin arah Engkau ciptakan
aku tak akan sesat di lautMu sebab aku garam
ada di setiap percik iradahMu
aku tak akan terkering mengasing
sebab daratan mandi dari zatku
segumpal tanah Adammu ini garam
segumpal hari yang tersebar mengombak detikku
aku garam di atas pinggan gorengan
aku garam di atas lembar asinnya mencari uang
aku garam di atas ketenggelaman dasar kehidupan
berenang-renang ke dunia sunyi puisi
memperanyir jejarak kehidupan
yang sampai ke segala dada air mata
dengan laut kasihMu aku berlayar
mendapati penggalan rasa segala jiwa
yang tersempat sejenak berhenti dan membaca
garam ciptaanmu ini
meski sekedar di ujung
lidah dan hati
tetap ingin kujadi puisi.
Indonesia, 24 Januari 2012