BULAN YANG MENGAMBANG
(untuk perempuan agung)
Kita selalu hendak menggenapkan nasib
Tapi sempurna mimpi memenjarakan
Begitulah romansa merasuk riwayat
Serupa buhul yang dihembus kala malam
Oleh dua berlainan api yang menguji
Tak hendak berakar pada bumi atau mengait langit
Demikianlah sabda hidup: untuk melolos
pada simpul ikatan ikrar yang renggang
Dan dedoa renang di lautan muskil
mencari Tuhan dalam sengkarut diri
Ini ruang sempit, labirin yang rumit
Segala berdesakan dalam remang
Meraung, bertarung
menuju jalan pilih yang tak berpenghujung
Kecuali pulang ke muasal paling mula
: untuk kembali asing
umpama menunjuk zat tanpa pengenalan nama
Begitulah memberi tanpa harap berdekap
Seperti hujan yang mengucur lalu lesap
Tak ada kuasa di sini, jarak membatas lampau
Bulan mengambang hendak direngkuh
Namun pahit khuldi musti ditangisi
Tak mampu dihindar lari, berkeraspun sia
Bayang begitu lekat, berpaut
seperti mistika maut mengabarkan perpisahan
Agar paham pahit itu sejatinya rasa
seperti mengenali hitam sebagai sejatinya warna
Kerna tak ada yang kekal di bumi, tidak juga rasa memiliki
Jakarta, 08 Februari 2012
(untuk perempuan agung)
Kita selalu hendak menggenapkan nasib
Tapi sempurna mimpi memenjarakan
Begitulah romansa merasuk riwayat
Serupa buhul yang dihembus kala malam
Oleh dua berlainan api yang menguji
Tak hendak berakar pada bumi atau mengait langit
Demikianlah sabda hidup: untuk melolos
pada simpul ikatan ikrar yang renggang
Dan dedoa renang di lautan muskil
mencari Tuhan dalam sengkarut diri
Ini ruang sempit, labirin yang rumit
Segala berdesakan dalam remang
Meraung, bertarung
menuju jalan pilih yang tak berpenghujung
Kecuali pulang ke muasal paling mula
: untuk kembali asing
umpama menunjuk zat tanpa pengenalan nama
Begitulah memberi tanpa harap berdekap
Seperti hujan yang mengucur lalu lesap
Tak ada kuasa di sini, jarak membatas lampau
Bulan mengambang hendak direngkuh
Namun pahit khuldi musti ditangisi
Tak mampu dihindar lari, berkeraspun sia
Bayang begitu lekat, berpaut
seperti mistika maut mengabarkan perpisahan
Agar paham pahit itu sejatinya rasa
seperti mengenali hitam sebagai sejatinya warna
Kerna tak ada yang kekal di bumi, tidak juga rasa memiliki
Jakarta, 08 Februari 2012