(3) Pelita
oleh Pilo Poly
yang setia
adalah ibu
senantiasa
menghitung luka
pada pundak anaknya
Puri Gading, 2013.
oleh Pilo Poly
yang setia
adalah ibu
senantiasa
menghitung luka
pada pundak anaknya
Puri Gading, 2013.
,
(3) Pelita
oleh Pilo Poly yang setia adalah ibu senantiasa menghitung luka pada pundak anaknya Puri Gading, 2013.
0 Comments
(2)
PUISI Pilo Poly Hanyut Jauh dalam Air Mata Batang kenangan yang pernah tumbuh di hati kita barangkali akan tetap tegak mengakar barangkali juga akan hilang dalam ingatan atau pun kita akan sama-sama melupakan matahari telah meninggi di langit tapi entah mengapa tak sebegitu panasnya dibangdingkan dengan perpisahan ini tak lebih riuh dari sebuah keputusan sebab kita tak pernah tahu seperti apa nanti batang-batang kenangan itu apakah bisa kita rawat agar tak jadi debu atau semakin hanyut jauh dalam air mata Puri Gading, Januari 2013 Saksi Sedu Sedan Kita Kita pernah berhilir mudik nestapa dari sana kita ketahui arti apa itu cinta dari segala yang ada dan tiada kita juga belajar menyempurnakannya sampai pada detik ini langkah kita telah terputus tak lagi menyatu membiarkan semua lebur dalam air mata malam tanpa cahaya itu telah menjadi saksi sedu sedan kita dinding yang mulai keropos kipas angin yang sudah berhenti berdecit juga merasakan semua jeritan hati kita aku di sini dengan Tuhanku kau di sana dengan Tuhanmu kita jauh berbeda tapi kita pernah jatuh cinta Puri Gading, Januari 2013 Terbit di Harian Fajar Makassar, Februari 2013 (1)
Rindu Tanoh Indatu Lampu-lampu nion kuning mengingatkan aku padamu pada lekuk gunungmu pada ilalang-ilalangmu pada siul pagi burung tiong itu pada muenasah di setiap tanahmu adakah kau tahu? : aku rindu tanoh indatu Puri Gading, 09 Des 2012 Seumeudang Bukit kecil dan pagar nanar merupa pintu, menuju padamu angin subuh menampar-nampar membawa nama Tuhan di jalan-jalan langkah terhenti pagi belum sempurna burung-burung terbang membelah angkasa, sedang aku meridukan seseorang di tanah seumeudang Oh, Cut Nyak Dhien sayang Puri Gading, 09 Des 2012 Parfum Seperti apa aroma itu sike pulot, luemang, apam keuebeue gule pliek u, asam keu-eueng, semuanya mendesak dalam pikiran jika aromanya terkumpul maka parfum di dunia pun akan kalah itu semua ada di tanahmu tanah laboratorium begitu orang luar negeri menyebutnya di sana, sejarah tak kering darah, perjungan, kesetian, dan khianat satu ruh yang tak terpisah badan Puri Gading, 09 Des 2012 Oegstgeest : Alm Teuku Iskandar Telah gugur daun-daun bukan karena halilintar atau pun angin badai tapi gugur-gugur itu berkabung padam pada tanah basah dan kehangatan Kamus Dewan De Hikajat Atjeh itulah yang kau tinggalkan karena kau telah pulang Puri Gading, 09 Des 2012 Pilo Poly adalah nama pena dari Saiful Sulaman. Lelaki berdarah Aceh ini sekarang menetap di Bekasi. Beberapa karya puisinya telah di muat di harian Lokal dan Nasional antara lain, Serambi Indonesia, Harian Aceh, Harian Waspada Medan, Batak Pos, Majalah KISS, Radar Seni, Tabloid Gaul, Majalah Story. Pilo bergiat di Cendol (Cerita Nulis Diskusi Online) dan salah satu Mahasiswa di Lp3i Pondok Gede. *Tiong = Burung Gereja *Muenasah = Mesjid *Tanoh Indatu = Tanah Kelahiran **Seumeudang = Semedang ***sike pulot = Sejenis lemper ***luemang = Lemang ***apam keuebeue = Martabak ***gule pliek u = Makanan Tradicional Aceh ***asam keu-eueng = Makanan Tradicional Aceh Terbit di Atjehpost.com, Kamis, 14 Maret 2013 |