kau bagai pekat malam menggantungkan senyum
tidak seperti biasa
datang membelah biji mata
dan kelopak nikmat itu jatuh di selembar catatan
bukan hitam
bukan putih
bukan apa apa
selain alir darah yang mendesir mengalir beku ke jantung
hentikan sejenak teriakku
bagai kuda binal meringkik
tanpa pelana
tanpa tali kekang
tanpa busana keagungan wanita
dan kau tepat di depanku
di samping cermin
di pintu masuk kamar
di sisi dadaku; tulang bengkok itu menangis
bertanya kesetiaan
bertanya kasih sayang
bertanya jalan tuhan
aku katakan; biarlah aku didepan
ikutilah
maka semua tanya itu akan terjawab
setelah kita ziarahi hati
hanya ada dua jalan
akan kupilihkan satu yang terbaik
untuk kita; sekarang dan nanti
maafkan bila dinding kita masih kotor
penuh coretan palsu
penuh warna kelabu
penuh apa lagi yang tidak kau mau
cukuplah sudah; hanya ada satu coretan
kau dihatiku; ikutilah aku ke jalan tuhan
begitu akan lebih baik
daripada kau menangis melemahkan semangatku
sekarang temani aku menjinakkan kekhawatiran
Batulicin, 12 April 2012
Langgam Cinta 31
jam 08.12 WIT