akal sehat tetap menjadi baju di puncak amarah
jika tak ingin langkah tersesat di jalan waktu
yang membawa pikiran menuju belukar tanpa peta
jika terlanjur lahir sosok serigala di dalam dada
tak akan mudah untuk menutupinya dengan bulu domba
jika musang terlanjur bersarang di sana
cukupkah ayam di hati dicabuti bulu-bulunya
untuk berganti rupa?
“senyum adalah cara marah yang indah” – begitu tertulis abadi pada dinding goa
ia akan menjelma doa
serta tameng baja
yang sanggup menampik tantangan dari mana saja
dengan tersenyum akan hadir butir-butir embun di depan mata
dari setiap butirnya
berpancaran warna semesta
agar kita belajar berkaca
meletakkan amarah pada tempatnya – tidak asal membuangnya!
Magelang, 2012