pada sepertiga malam terakhir
menikmati keheningan sambil
mendengarkan lagu si pungguk merindukan bulan
barangkali seperti itulah
aku yang merindukan keajaiban
kabut terus saja berlomba
menggamitku kembali ke peraduan
dengan dingin serasa menusuk belulang
tapi tidak
aku tengah mengecup wangi rembulan
sambil kunikmati istana kesunyian
satu kali terantuk dengkuran
aku hendak berbalik arah
kembali dalam kehangatan pelukan
duh..
jiwaku rasa terbelah
menggapaimu dalam dingin waktu
atau
memeluk kehangatan yang nyata
tapi tidak
aku hendak menyatukan nadiku dengan nafasMu
saat geliatmu kurasa menyentuh
meski terasa tipis dan melenggang dari kejauhan
kutunggu
sampai Kau berdiri di hadapanku
dan aku terduduk
dalam gairah memujaMU
gumelar, 13042012
0 Comments
perawan bisu termangu di balik kelambu hatinya bicara pada sepatu cinderela tanpa kaca dalam aroma patah merucah gelisah saat terpenjara dalam kebisingan angin sepatu cinderela tanpa kaca tlah jatuh pada beranda bukan dari pangeran pemuja cinta tapi dari berhala penabur badai ah, barangkali sepatu kaca hanya milik puteri, dari negeri pelangi aku cukup dengan sepatu tanpa tali, bisiknya pedih gumelar, 13042012 lelaki dari balik kabut membawa kabar kemarau datang menjemput ketika musim semi tangah hadirkan sisa gerimis yang tercampur pada segelas kopi larut dalam kepekatan absurd dadanya membawa gelombang hendak menghempas pantai memporak porandakan istana-istana pasir sambil diam-diam mencumbu bayangan sendiri yang tersketsa di lengkungan pasir putih lelaki dari balik kabut bergumam lagukan pilu sambil menenteng hati sunyi dalam peti yang lupa dikunci sh, april 2012 selalu saja ada perdebatan ketika berada pada jalur berbeda persis di persimpangan lampu jalan beda tujuan selalu jadi perbincangan kucoba membelah hati untuk membagai rasa inginku untukku dan inginku untukmu memilah-milahnya untuk menentukan keputusan meski pada akhirnya kita saling memberi ruang pada hati memilih mana yang paling pantas untuk dipenuhi namun tak ingin kuhindari segala perdebatan ini karena ketika kita pada titik persinggahan terakhir dimana (mungkin )itu bukan keinginanku mungikin bukan pula keinginanmu adalah saat kita merasa saling memiliki diantara perbedaan tak terkendali kuajak kau memaknai bahwa perbedaan ini bukan jalan menuju perpisahan hati karena aku tengah menikmati arti keberadaan dan ketiadaanku di hatimu gumelar, 11042012 |
|