timur adalah puisi,
ladang tumbuhnya berhampar hati
tempat cinta disemai api di nyalanya
di mana embun berkaul setia pada pagi
malam selalu meninakan kami, berkisah desau gemuruh rindu,
ketika angin mengembarai gurun mencari kekasihnya
entah musim apa, gagak itu datang berkaok
menghitamkan langit-langit rumah kami
mencuri warni dari setiap warna pagi
membawa cuaca, dan merupa hari tak seperti biasa
kami adalah puisi,
ketika aku dan api selalu menari di pesta hujan
sebelum mata hari kehilangan jejaknya di suatu pagi
yang tak pernah mampir lagi
setelah itu, sampai rindu
selalu berbuah abu-abu
Semarang, 29 Nop 011