MARI BERBAGI CERITA, KATAMU
mari kita berbagi cerita, katamu
ketika aku menulis malam pada sehelai pagi yang robek,
lalu kau menceritakan hari-hari yang sangat kemarau
di mana padang sangat kehilangan air,
di mana rindupun tak mampu memaniskan secangkir kopi
yang tiap pagi kau didihkan dengan air mata
aku termenung di ujung air matamu,
aku juga telah lama kehilangan malam, kataku
dia meninggalkanku begitu saja,
bahkan di tiap pejam pun aku tak menemukan kelamnya,
kau lihat, kataku
memperlihatkan sobekan pagi yang masih kosong itu
malam, katamu,
menatapku di sebingkai bisu
oh, betapa indah malam itu memenuhi matamu,
kemudian kau menuliskannya untukku,
di lembar pagi yang tersisa
dengan secangkir kopi yang masih mendidih
Semarang, 18 Nop 011
mari kita berbagi cerita, katamu
ketika aku menulis malam pada sehelai pagi yang robek,
lalu kau menceritakan hari-hari yang sangat kemarau
di mana padang sangat kehilangan air,
di mana rindupun tak mampu memaniskan secangkir kopi
yang tiap pagi kau didihkan dengan air mata
aku termenung di ujung air matamu,
aku juga telah lama kehilangan malam, kataku
dia meninggalkanku begitu saja,
bahkan di tiap pejam pun aku tak menemukan kelamnya,
kau lihat, kataku
memperlihatkan sobekan pagi yang masih kosong itu
malam, katamu,
menatapku di sebingkai bisu
oh, betapa indah malam itu memenuhi matamu,
kemudian kau menuliskannya untukku,
di lembar pagi yang tersisa
dengan secangkir kopi yang masih mendidih
Semarang, 18 Nop 011