cahaya itu telah lama menjadi piatu di rumah kita
yang dulu sering mencuci kaki, sebelum menapak
kelima anak tangga itu,
sebelum duduk di hampar rumah panjang itu,
sebelum memberi tanda pada mudamudi,
tentang sekapur sirih dalam cupu bokor peradaban
di pertengahan masa, katamu
mereka memungutnya di halaman ini,
membawanya ke ujung waktu
menumbuhkannya di pualam batu
mengajarinya menatah salju menjadi musim semi
membimbingnya menyulam musim, ke dalam merahnya musim gugur
sampai suatu masa,
cahayanya menimpa rumah kita
membalurkan putih salju dan bau merah musim gugur
yang tak pernah ada dalam musim kita
titikku dulu di sini, katanya
menimang jejak dan menapaki,
tiag-tiang yang telah patah itu
dengan segenggam pelangi
yang memerahkan saga, di telinga
lalu kita terasing di rumah kita sendiri,
dan menyebutnya malin kundang
yang harus dikutuk jadi batu
Semarang, 15 Jan 012