Ode Bagi Februari
Kemarin, hujan derasnya sampai di bajuku
Saku penuh air dan uang ribuan basah
Seperti gigi batu
Di pinggir laut
Ada kabar dari dewa
Pekabar perihal dirinya sebagai riyadhah penyucian
Dari segala moksa, kematian di laut, atau kepedihan di jantung
Kebahagiaan itu akan kembali ke muasalnya
Di laut, ikan lahir kembar dan sampan
yang berjalan di atasnya akan dipanggul
digiring ke muasalnya
Pulanglah dulu,
sampan-sampan, ikan-ikan, angin, ombak itu
dan orang-orang yang mau pulang
Mari bersulam ria dan rayakan tubuh kita dari segala yang tertunda
(termasuk dewa yang gagal mencintai semesta,
sebab semesta lebih dulu mencintainya)
Bulan penyucian,
Hari ini, dan esok adalah kepastian yang tidak boleh ditunda lagi
Jogja, 1 Februari 2012
Kemarin, hujan derasnya sampai di bajuku
Saku penuh air dan uang ribuan basah
Seperti gigi batu
Di pinggir laut
Ada kabar dari dewa
Pekabar perihal dirinya sebagai riyadhah penyucian
Dari segala moksa, kematian di laut, atau kepedihan di jantung
Kebahagiaan itu akan kembali ke muasalnya
Di laut, ikan lahir kembar dan sampan
yang berjalan di atasnya akan dipanggul
digiring ke muasalnya
Pulanglah dulu,
sampan-sampan, ikan-ikan, angin, ombak itu
dan orang-orang yang mau pulang
Mari bersulam ria dan rayakan tubuh kita dari segala yang tertunda
(termasuk dewa yang gagal mencintai semesta,
sebab semesta lebih dulu mencintainya)
Bulan penyucian,
Hari ini, dan esok adalah kepastian yang tidak boleh ditunda lagi
Jogja, 1 Februari 2012