wahai bibirmu yang pucat
hiruplah darah penyair
dari secangkir kata
teguklah merahnya
demi selautan dahaga diammu
wahai kebuluranmu,
ratahlah sepotong daging penyair
dari semangkuk puisi
sesuap makna yang engkau kunyah
agar tercerna hakikat laparmu
hiruplah darah penyair
dari secangkir kata
teguklah merahnya
demi selautan dahaga diammu
wahai kebuluranmu,
ratahlah sepotong daging penyair
dari semangkuk puisi
sesuap makna yang engkau kunyah
agar tercerna hakikat laparmu